Page 241 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 14 DESEMBER 2020
P. 241

Ringkasan

              - Hingga awal Desember 2020, pemerintah melalui Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan
              Ekonomi  Nasional  (KPCPEN)  dengan  anggaran  yang  dikelola  Kementerian  Ketenagakerjaan
              kembali menyalurkan Bantuan Subsidi Upah (BSU). Bantuan ini bertujuan untuk meringankan
              beban ekonomi para pekerja sekaligus membantu menggerakkan roda perekonomian nasional
              lewat menjaga daya beli masyarakat yang terdampak pandemi Covid-19.



              PENERIMA BANTUAN SUBSIDI UPAH CAPAI 90%

              - Hingga awal Desember 2020, pemerintah melalui Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan
              Ekonomi  Nasional  (KPCPEN)  dengan  anggaran  yang  dikelola  Kementerian  Ketenagakerjaan
              kembali menyalurkan Bantuan Subsidi Upah (BSU). Bantuan ini bertujuan untuk meringankan
              beban ekonomi para pekerja sekaligus membantu menggerakkan roda perekonomian nasional
              lewat menjaga daya beli masyarakat yang terdampak pandemi Covid-19.

              "BSU ini merupakan upaya pemerintah untuk menjaga daya beli dan konsumsi para pekerja atau
              buruh  yang  terdampak  Covid-19.  Pekerja  yang  menerima  upah  dan  sudah  didaftarkan  oleh
              perusahaannya merupakan para pekerja yang terdaftar sebagai anggota BPJS Ketenagakerjaan,"
              terang Reza Hafiz, Staf Khusus Kementerian Ketenagakerjaan dalam Dialog Produktif dengan
              tema "Sudah Sampai Mana Implementasi BSU?" yang diselenggarakan KPCPEN.

              Kementerian Ketenagakerjaan telah mamvalidasi kriteria penerima manfaat BSU ini secara teliti
              dan sahih, karena basis datanya adalah BPJS Ketenagakerjaan.

              "Kriteria  penerima  manfaat  BSU  ini  yaitu,  Warga  Negara  Indonesia,  pekerja  anggota  aktif
              jaminan sosial yang dibuktikan dengan kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan sampai bulan Juni
              2020, dan memiliki upah/gaji di bawah Rp5 juta. Selain itu kita menjaga agar prosesnya langsung
              diterima penerima manfaat. Oleh karena itulah BSU ini kita transfer langsung ke rekening yang
              bersangkutan," papar Reza Hafiz.

              Perlu diketahui, penerima manfaat BSU ini mencapai 12,4 juta jiwa dengan total anggaran yang
              direalisasikan Rp29,7 triliun. "BSU termin pertama pada periode September-Oktober 2020 telah
              terealisasi  sebanyak  98,8%.  Artinya  sudah  12,2  juta  orang  yang  bantuannya  sudah
              terealisasikan.  Sedangkan  kini  BSU  telah  mencapai  tahap  lima  termin  kedua  pada  periode
              November-Desember 2020 yang sudah terealisasi ke 11 juta penerima manfaat atau 90%," ujar
              Reza Hafiz.

              Demi  menjaga  transparansi,  Kementerian  Ketenagakerjaan  telah  menyampaikan  pembaruan
              data penerima tiap minggunnya.

              "Basis datanya berdasarkan laporan bank. Jadi misalnya Bank Mandiri sebagai bank penyalur,
              dalam  satu  minggu  menyalurkan  1  juta  data  penerima  manfaat,  kita  dapat  datanya  setelah
              selesai penyalurannya. Tapi bukan hanya bank Mandiri, tapi ada empat bank Himbara lainnya,"
              tutur Reza Hafiz.

              Selain itu upaya-upaya transparansi terus dilakukan melalui proses pengawasan. Realisasi BSU
              ini telah diawasi Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

              "Data penerima manfaat BSU ini tidak kita ubah. Datanya sama seperti yang kami terima dari
              BPJS Ketenagakerjaan," tegas Reza Hafiz.






                                                           240
   236   237   238   239   240   241   242   243   244   245   246