Page 10 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 30 DESEMBER 2020
P. 10

POLISI DIANGGAP BATASI DEMONSTRAN PENENTANG OMNIBUS LAW

              Demonstran  wajib  bebas  Covid-19  berdasarkan  hasil  tes  cepat  dan  menghindari  kerumunan
              dengan sedikit orang.

              Kelompok buruh kembali berunjuk rasa menuntut pencabutan Undang-Undang Nomor 11 Tahun
              2020 tentang Cipta Kerja, kemarin. Mereka berunjuk rasa secara serentak di berbagai daerah.
              Di Ibu Kota, buruh berdemonstrasi di dekat Patung Kuda Arjuna Wiwaha, Jakarta Pusat.

              Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal mengatakan aksi dilakukan
              lantaran perjuangan untuk meminta pembatalan UU Cipta Kerja harus terus berlanjut, baik lewat
              uji materi di Mahkamah Konstitusi maupun demonstrasi di lapangan dan secara virtual. “Kami
              melakukan  aksi  di  beberapa  daerah  dan  mengajak  menaikkan  tagar  di  media  sosial  karena
              kondisi Covid-19 masih zona merah. Sudah ribuan buruh positif di pabrik-pabrik serta puluhan
              buruh sudah meninggal,” kata Said, kemarin.

              Said  mengatakan  demonstrasi  kali  ini  berlangsung  di  18  daerah,  di  antaranya  Bandung,
              Semarang,  Surabaya,  Lampung,  Batam,  serta  Gorontalo.  Tuntutan  mereka  seragam,  yaitu
              meminta pembatalan omnibus law dan mendesak pemerintah daerah menaikkan upah minimum
              sektoral kabupaten atau kota (UMSK) pada 2021.

              Demonstrasi  di  Jakarta  Pusat  kemarin  berlangsung  dengan  jumlah  peserta  terbatas.
              Pertimbangan  mereka  adalah  menghindari  penularan  Coronavirus  Disease  2019  (Covid-19).
              Demonstrasi  dengan  tuntutan  serupa  juga  dilakukan  di  media  sosial.  Buruh  ramai-ramai
              menyuarakan pembatalan omnibus law di berbagai platform media sosial.

              Selain berunjuk rasa, Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia mengajukan uji materi ke Mahkamah
              Konstitusi. Uji materi itu sudah memasuki tahap perbaikan berkas. “Jadwal sidang berikutnya
              masih menunggu kabar karena Mahkamah Konstitusi mendahulukan sidang pemilihan kepala
              daerah,” kata Said Iqbal.
              Anggota  KSPI  yang  ikut  aksi  di  Jakarta,  Riden  Hatam  Aziz,  mengatakan  pihaknya  memang
              diminta  kepolisian  untuk  mematuhi  protokol  kesehatan,  termasuk  membatasi  jumlah  massa.
              “Kami oke. Kami juga diminta rapid test. Kami rapid test, hasilnya non-reaktif,” kata Riden.

              Ia mengatakan KSPI mengajak anggotanya yang tidak mengikuti aksi di lapangan memindahkan
              aksinya dengan memanfaatkan media sosial, seperti Facebook, Twitter, dan Instagram. Mereka
              kompak menaikkan sejumlah tagar penolakan omnibus law agar mendapatkan perhatian publik.

              Di Batam, Kepulauan Riau, demonstrasi buruh dipusatkan di depan kantor Wali Kota  Batam.
              Tapi, baru sekitar 10 menit massa berkumpul, polisi membubarkan mereka dengan alasan telah
              membuat kerumunan. Wakil Presiden Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI), yang
              juga koordinator wilayah FSPMI Riau dan Kepulauan Riau, Herlina, mengatakan saat itu mereka
              berencana melakukan aksi diam dengan memakai payung yang bertulisan “Batalkan UU Cipta
              Kerja”. Rencana awal, mereka akan berunjuk rasa selama dua jam. Tapi rencana itu batal karena
              polisi  lebih  dulu  membubarkannya.  Padahal  mereka  sudah  mengirim  surat  pemberitahuan
              demonstrasi ke kepolisian.


              “Hitungannya memang cuma 10 menitan. Itu pun kami baru berkumpul hitungannya. Baru mau
              mulai, sudah dibubarkan,” kata Herlina.

              Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Kepolisian Republik Indonesia, Komisaris Besar
              Ahmad  Ramadhan,  belum  menjawab  permintaan  konfirmasi  Tempo  soal  pembatasan  dan
              pembubaran aksi tersebut.




                                                            9
   5   6   7   8   9   10   11   12   13   14   15