Page 28 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 22 JUNI 2021
P. 28

KORBAN PHK TAK BISA KLAIM JKP TAHUN INI

              Tahun  ini,  korban pemutusan  hubungan  kerja  atau  PHK belum  bisa  memanfaatkan  program
              jaminan kehilangan pekerjaan yang diselenggarakan oleh BPJS Ketenagakerjaan karena adanya
              ketentuan lama pembayaran iuran. Saat program itu berlaku pun, perlu dipastikan bahwa pekerja
              akan menerima haknya.

              Pelaksanaan program tersebut diatur Presiden Joko Widodo dalam Peraturan Pemerintah (PP)
              37/2021 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Kehilangan Pekerjaan. Beleid ini merupakan
              aturan  turunan  Undang-Undang  (UU)  11/2020  tentang  Cipta  Kerja  itu  diteken  Jokowi  dan
              diundangkan pada 2 Februari 2021.

              Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan atau BPJAMSOSTEK ditugaskan
              sebagai pelaksana program JKP. Jika para pekerja ingin memperoleh manfaat JKP, maka mereka
              harus aktif di program jaminan sosial, yakni di BPJAMSOSTEK dan BPJS Kesehatan.

              Pasal 18 PP 37/2021 mengatur ketentuan pemberian manfaat JKP bagi peserta jaminan sosial.
              Salah satu ketentuannya yakni peserta tersebut aktif membayar iuran paling sedikit 12 bulan ke
              belakang, lalu dalam 24 bulan terakhir harus terdapat pembayaran iuran paling sedikit 6 bulan
              berturut-turut.

              Bisnis  memperoleh  informasi  bahwa  perhitungan  batas  minimal  keaktifan  peserta  atau
              pembayaran  iuran  untuk  memenuhi  syarat  dalam  menerima  manfaat  JKP  adalah  sejak  PP
              37/2021 terbit. Artinya, perhitungan dimulai per 2 Februari 2021.

              Deputi Direktur Bidang Humas dan Antar Lembaga BPJS Ketenagakerjaan atau BPJAMSOSTEK
              Irvansyah Utoh Banja mengonfirmasi bahwa perhitungan batas minimal keaktifan peseita itu
              sesuai terbitnya aturan terkait.

              "[Perhitungan] start sesuai PP 37/2021. Tahun ini belum [ada pembayaran klaim JKP]," ujar Utoh
              kepada Bisnis, Senin (21/6).

              Jika mengacu kepada ketentuan itu, maka pembayaran manfaat JKP baru dapat dilakukan pada
              Februari 2022. Syarat terdapat pembayaran iuran minimal enam bulan berturut-turut pada kurun
              Februari 2020-Februari 2022 pun harus terpenuhi.

              Bisnis memastikan kembali kepada Utoh terkait dengan nasib para peserta aktif BPJAMSOSTEK
              yang terkena PHK sebelum Februari 2022 dan memenuhi kriteria, apakah bisa tetap menerima
              JKP, menerima tetapi pembayarannya mulai Februari 2022, atau tidak dapat menerima. Namun,
              pesan Bisnis belum direspons kembali.

              Koordinator Advokasi BPJS Watch Timboel Siregar menilai bahwa adanya ketentuan batas waktu
              minimal pembayaran iuran dari peserta bertujuan agar alokasi iuran untuk JKP dapat terkumpul,
              sehingga dapat dibayarkan untuk manfaat.

              Menurutnya, perhitungan pembayaran iuran paling sedikit 12 bulan adalah sejak PP 37/2021
              terbit, yakni pada 2 Februari 2021. Artinya, peserta baru dapat memperoleh manfaat JKP mulai
              Februari 2022, dengan memenuhi ketentuan yang ada.

              "Dalam  JKP  memang  mengiur  setahun  dulu  baru  dapat  manfaat,  misalnya  saya  selama  ini
              enggak ikut JKP, maret 2022 saya ikut, lalu Juli 2022 saya kena pemutusan hubungan kerja
              [PHK],  saya belum  dapat  manfaat.  Namun,  bagi  pekerja  sekarang  yang  sudah  mengiur  dari
              Februari 2021, nanti Februari 2022 jika terkena PHK bisa dapat manfaat," ujar Timboel kepada
              Bisnis.




                                                           27
   23   24   25   26   27   28   29   30   31   32   33