Page 85 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 22 JUNI 2021
P. 85
Hal tersebut, lanjutnya, juga tidak terlepas dari dampak penerapan PPKM yang kembali
memperketat kegiatan operasional dunia usaha di mana selama pembatasan ketat diterapkan
tempat-tempat tertentu seperti supermaket dan sektor horeka hanya diizinkan beroperasi hingga
pukul 20.00 WIB.
"Pembatasan di tersebut kembali membuka peluang meningkatnya jumlah pekerja yang
berpotensi terkena PHK yang artinya juga akan menambah jumlah pengangguran," ujar Timboel,
Senin (21/6/2021).
Data BPS per Februari 2021, komposisi angkatan kerja terdiri atas 131,06 juta orang penduduk
yang bekerja dan 8,75 juta orang pengangguran. Jika dibandingkan dengan periode yang sama
tahun sebelumnya, jumlah pengangguran meningkat sebanyak 1,82 juta orang.
Namun, dibandingkan dengan Agustus 2020, jumlah angkatan kerja pada Februari 2021
meningkat sebanyak 1,59 juta orang. Penduduk bekerja naik sebanyak 2,61 juta orang dan
pengangguran turun sebanyak 1,02 juta orang.
Bahkan, Kementerian Ketenagakerjaan optimistis jumlah tenaga kerja yang terserap dari
masuknya investasi pada 2021 diharapkan tumbuh sebesar 13 persen atau setara 1,3 juta orang
dibandingkan tahun lalu yang serapan tenaga kerjanya mencapai 1,15 juta orang.
Namun, gelombang kedua Covid-19 serta PPKM yang kembali diterapkan secara lebih ketat oleh
pemerintah diperkirakan akan menahan minat investor yang kemudian turut menghambat
pembukaan lapangan pekerjaan.
"Investor akan melihat penanganan pandemi. Artinya, penciptaan lapangan kerja tidak akan
tereksekusi. Jadi, akan sangat terkendala untuk pembukaan lapangan pekerjaan," kata Timboel.
Menurut Timboel, penanganan Covid-19 memainkan peran yang sangat menentukan dalam
menjaga langkah pemerintah melakukan penyerapan tenaga kerja dari instrumen investasi.
Apabila pada Juli 2021 pandemi mencapai puncaknya dan dilanjutkan penurunan pada bulan-
bulan berikutnya, penyerapan masih bisa mencapai 1,5 juta orang. Dengan catatan, pemerintah
mesti menyimbangkan langkah rem dan gas sehingga cukup fair bagi dunia usaha yang menjadi
sumber penyerapan tenaga kerja, terutama sektor padat karya.
Selain instrumen investasi, penanganan Covid-19 yang efektif juga akan menjaga ritme
penyerapan tenaga kerja di beberapa sektor lain, seperti perkebunan dan pertanian yang masih
potensial dalam menyerap tenaga kerja. Termasuk segmen UMKM untuk pekerja informal.
"Ini potensinya besar juga. Potensi penyerapannya bisa mencapai 1,5 juta untuk pekerja formal
dan pekerja informal mencapai 500-1 juta," kata Timboel.
Dia menambahkan Kementerian Ketenagakerjaan saat ini memiliki peran penting dalam menjaga
iklim investasi yang dipengaruhi oleh kondisi hubungan industrial di sektor ketenagakerjaan.
Secara keseluruhan, kata Timboel, perlu ada format yang jelas terkait dengan hal tersebut agar
iklim ketenagakerjaan bisa kondusif.
84