Page 306 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 24 AGUSTUS 2020
P. 306

neutral - Ahmad Ali (Ketua Fraksi Partai Nasdem DPR) Sikap Nasdem yang sejak awal tegas
              minta  keluarkan  klaster  ketenagakerjaan,  kenapa?  Karena  ketika  mulai  omnibus  law
              dikumandangkan pemerintah dan dimasukkan ke DPR ada banyak kegaduhan

              positive  -  Ahmad  Ali  (Ketua  Fraksi  Partai  Nasdem  DPR)  Ketika  kepentingan  pekerja  bisa
              diakomodir,  Nasdem  berdiri  pada  kepentingan  buruh.  Sehingga  dengan  kesepakatan  hari  ini
              fraksi Nasdem akan ikut bersama-sama untuk selesaikan klaster ketenagakergaan

              neutral - Said Iqbal (Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia) Kerja-kerja di tim bersama
              ini tidak membuat serikat buruh meniadakan aksi. Serikat buruh tetap melakukan aksi

              positive - Said Iqbal (Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia) KSPI mendukung kebijakan
              Presiden Jokowi untuk mempermudah keberadaan investasi. Tapi secara bersamaan, harus ada
              perlindungan bagi kaum buruh



              Ringkasan

              DPR dan wakil serikat buruh diketahui telah membentuk tim perumus RUU Cipta Kerja. Dari tim
              tersebut, keduanya menghasilkan empat kesepahaman dari pertemuan yang digelar pada 20-21
              Agustus 2020.

              Pertama, terkait klaster ketenagakerjaan yang mengatur beberapa hal. Seperti upah, pemutusan
              hubungan  kerja,  jaminan  sosial,  dan  lain-lain,  harus  didasarkan  pada  putusan  Mahkamah
              Konstitusi.



              EMPAT KESEPAHAMAN WAKIL BURUH-DPR TERKAIT RUU CIPTA KERJA

              oleh  Nawir Arsyad Akbar, Arif Satrio Nugroho  DPR dan wakil serikat buruh diketahui telah
              membentuk tim perumus RUU Cipta Kerja. Dari tim tersebut, keduanya menghasilkan empat
              kesepahaman dari pertemuan yang digelar pada 20-21 Agustus 2020.


              Pertama, terkait klaster ketenagakerjaan yang mengatur beberapa hal. Seperti upah, pemutusan
              hubungan  kerja,  jaminan  sosial,  dan  lain-lain,  harus  didasarkan  pada  putusan  Mahkamah
              Konstitusi.

              "Dua, berkenaan dengan sanksi pidana ketenagakerjaan dalam RUU Cipta Kerja, dikembalikan
              sesuai  ketentuan  UU  ketenagakerjaan  Nomor  13  Tahun  2003,  dengan  proses  yang
              dipertimbangkan secara seksama," ujar Wakil Ketua  DPR  Sufmi Dasco Ahmad di Hotel Mulia,
              Jakarta, Jumat (21/8).

              Ketiga,  berkenaan  dengan  hubungan  ketenagakerjaan  yang  lebih  adaptif  terhadap
              perkembangan industri. Maka, pengaturannya dapat dimasukan ke dalam  RUU Cipta Kerja  dan
              terbuka terhadap masukan publik.

              "Empat,  fraksi-fraksi  akan  memasukan  poin-poin  materi  substansi  yang  disampaikan  serikat
              pekerja/serikat buruh kedalam daftar inventarisasi masalah (DIM) fraksi," ujar Dasco.
              Usai menyampaikan empat kesepahaman tersebut, Dasco berharap poin-poin yang menjadi hasil
              dari tim perumus dapat diimplementasikan dalam RUU Cipta Kerja.

              Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), Said Iqbal mengapresiasi langkah DPR
              yang meangkomodasi aspirasi mereka perihal RUU Cipta Kerja. Ia berharap, panitia kerja Badan
              Legislasi (Baleg) DPR tetap membuka ruang dialog terkait isu yang berkembang nantinya.

                                                           305
   301   302   303   304   305   306   307   308   309   310   311