Page 307 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 24 AGUSTUS 2020
P. 307

"Bagaimana tadi poin nomor empat tadi, di mana fraksi-fraksi DPR RI akan memasukkan poin-
              poin substansi usulan daripada serikat pekerja dan buruh, itu adalah proses dialog yang sedang
              dikembangkan," ujar Said.

              Meski begitu, Said tetap meminta agar klaster ketenagakerjaan di RUU tersebut agar dihapus.

              "Sebaiknya  klaster  ketenagakerjaan  dikeluarkan  dari  RUU  Cipta  Kerja,  bila  memungkinkan.
              Apabila  mungkin  10  klaster  yang  lain  ingin  cepat-cepat  disahkan,"  ujar  Said  di  Hotel  Mulia,
              Jakarta, Jumat (21/8).

              Menurutnya, klaster ketenagakerjaan sebaiknya dibahas sendiri, di luar RUU Cipta Kerja. Baik
              lewat revisi undang-undang terkait atau pembuatan regulasi baru.

              "Dengan segala hormat kami menyampaikan kepada DPR RI, agar DPR RI dapat menyampaikan
              kepada pemerintah dan pemerintah memahami," ujar Said.
              Serikat  pekerja  dan  buruh,  kata  Said,  memahami  tujuan  utama  dari  RUU  Cipta  Kerja  yang
              digagas  Presiden  Joko  Widodo  itu.  Mereka  setuju  jika  diperlukannya  regulasi  untuk
              mempermudah investasi dan membuka lapangan pekerjaan.

              "Kita memahami, kami serikat pekerja dan buruh setuju agar investasi masuk secepatnya, izin
              dipermudah, hambatan investasi dihilangkan," ujar Said.

              Wakil dari Fraksi PDIP Irmadi Lubis mengatakan, pihaknya tak keberatan dengan hasil rapat tim
              serikat buruh-DPR.

              "InsyaAllah saya kira dari saya melihat dari (hasil) kesatu, dua, tiga, empat, dari Fraksi  PDI
              Perjuangan tidak ada keberatan," ujar Irmadi di Hotel Mulia, Jakarta, Jumat (21/8).

              Ia  mengatakan,  ada  beberapa  regulasi  yang  seharusnya  tak  diubah  lewat  RUU  Cipta  Kerja.
              Khususnya terkait upah, pemutusan hubungan kerja, jaminan sosial, dan lain-lain, yang harus
              didasarkan pada putusan Mahkamah Konstitusi.
              "Karena memang sudah wajib mengikuti keputusan Mahkamah Konstitusi yang bersifat final and
              binding," ujar Irmadi.

              Perihal empat hasil kesepahaman tim perumus, nantinya akan ia serahkan kepada Fraksi PDIP.
              Agar dapat dimasukkan ke dalam daftar inventarisasi masalah (DIM) fraksi.

              "DIM itu kan bukan miliknya tim perumus, bukan DIM nya panja, tapi itu adalah DIM nya fraksi.
              Nanti akan segera kami sampaikan ke fraksi," ujar Irmadi.

              Ketua  Fraksi  Partai  Nasdem  DPR  Ahmad  Ali  mengatakan,  pihaknya  mendukung  agar  klaster
              ketenagakerjaan dikeluarkan dari RUU Cipta Kerja. Apalagi melihat klaster tersebut yang paling
              banyak menyebabkan kegaduhan di masyarakat.
              "Sikap Nasdem yang sejak awal tegas minta keluarkan klaster ketenagakerjaan, kenapa? Karena
              ketika mulai  omnibus law  dikumandangkan pemerintah dan dimasukkan ke DPR ada banyak
              kegaduhan," ujar Ali di Hotel Mulia, Jakarta, Jumat (21/8).

              Ia juga mengapresiasi pimpinan DPR dan Badan Legislasi (Baleg) yang mengakomodasi aspirasi
              serikat buruh. Menurutnya, buruh tetap harus tetap diberi perlindungan.

              "Ketika kepentingan pekerja bisa diakomodir, Nasdem berdiri pada kepentingan buruh. Sehingga
              dengan kesepakatan hari ini fraksi Nasdem akan ikut bersama-sama untuk selesaikan klaster
              ketenagakergaan," ujar Ali.


                                                           306
   302   303   304   305   306   307   308   309   310   311   312