Page 365 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 24 AGUSTUS 2020
P. 365

Ringkasan

              Arifin Sastranegara tak pernah bermimpi uang puluhan juta rupiah miliknya digondol majikan.
              Anak Buah Kapal (ABK) asal Makassar itu kini hidup melarat di perantauan.



              KISAH PILU ABK DITELANTARKAN MAJIKAN TANPA GAJI DI RUMAH MEWAH
              GARUT

              Garut  -  Arifin Sastranegara tak pernah bermimpi uang puluhan juta rupiah miliknya digondol
              majikan. Anak Buah Kapal (ABK) asal Makassar itu kini hidup melarat di perantauan.

              Arifin  adalah  satu  dari  15  orang  ABK  yang  ditemukan  terlantar  di  sebuah  rumah  mewah  di
              Cipanas, Garut oleh petugas Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), Rabu (19/8)
              malam.

              Kepada  detikcom  , Arifin menceritakan kisah pilu yang dialaminya dan kawan-kawan. Cerita
              bermula  saat  dia  diajak  bekerja  lagi  sebagai  ABK  oleh  seorang  pria  bernama  Alex  yang  tak
              dikenalnya di Jakarta pada 2017 lalu.

              "Jadi waktu itu, saya ABK. Kapal saya kena musibah kebakaran di Pulau Solomon. Saya akhirnya
              pulang ke Indonesia," kata Arifin.
              "Di Jakarta, saya ketemu orang namanya Alex ini. Dia bilang daripada kamu pulang kampung
              lebih baik kamu kerja lagi sama saya jadi ABK," ucap dia menambahkan.

              Arifin tak menaruh curiga terhadap Alex. Sebulan di Jakarta, dia kemudian diberangkatkan ke
              Singapura kemudian dipekerjakan Alex di Taiwan sebagai awak kapal ikan.

              Pekerjaan itu kemudian dikerjakannya. Dia banting tulang selama dua tahun di Taiwan mencari
              nafkah.  Sesuai  kontrak,  dia  akan  menerima  bayaran  sekitar  Rp  80  juta  selama  dua  tahun
              tersebut.

              "Jadi sistemnya, gaji saya 500 dolar. 50 dolar dibayar di kapal, 450-nya ditransfer ke keluarga,"
              ujar Arifin.
              Setelah dua tahun bekerja, Arifin kembali ke daratan. Dia pulang ke Indonesia. Namun, saat
              hendak pulang kampung, Arifin menerima informasi jika sebagian besar gajinya selama ini tidak
              pernah ditransfer ke keluarganya oleh pihak agensi.

              "Nah dari situ saya mulai cari tahu dan kemudian benar ternyata memang si Alex ini tidak bayar
              gaji saya," ungkap Arifin.

              Arifin yang mengetahui hal tersebut langsung bergegas ke kantor bos Alex, PT Gafa Samudera
              Abadi yang berlokasi di Garut.

              Dia kemudian menanyakan perihal gajinya selama ini. "Saat ditanya dia selalu ngelak. Sempat
              kita bersitegang tapi malah saya yang diancam sama dia," katanya.

              Arifin tak tinggal diam. Dia bertahan di Garut untuk mendapatkan haknya. Ternyata, Arifin tak
              sendiri ada belasan kawannya yang mengalami nasib serupa.

              Arifin sudah setahun tinggal di Garut untuk memperjuangkan haknya. "Kalau saya dari total Rp
              80 juta, sekarang sisanya tinggal sekitar Rp 50 jutaan yang belum dibayar. Kalau kawan saya
              ada yang sampai Rp 136 juta belum dibayar semua," ungkap Arifin.



                                                           364
   360   361   362   363   364   365   366   367   368   369   370