Page 185 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 16 DESEMBER 2020
P. 185
313 CALON PERAWAT-CAREGIVER INDONESIA BERANGKAT KE JEPANG SAAT
PANDEMI COVID-19
Calon perawat dan perawat lansia atau caregiver dari Indonesia diberangkatkan bertahap ke
Jepang.
Di tengah pandemi COVID-19, pemerintah Jepang akan menerima calon perawat dan perawat
lansia atau caregiver dari Indonesia. Hal ini berdasarkan kerangka dari EPA Jepang-Indonesia
yang diimplementasikan pada Juli 2008.
Setiap tahun, calon perawat dan caregiver sejatinya berangkat pada pertengahan bulan Juni.
Namun tahun ini proses keberangkatan tersebut tertunda dikarenakan pandemi COVID-19.
Demikian seperti tertuang dalam pernyataan tertulis dari Kedutaan Besar Jepang yang
Liputan6.com muat Selasa (15/12/2020).
Jadi, pada angkatan ke-13 yang terdiri dari 24 orang calon perawat dan 289 orang calon
caregiver dengan total 313 orang ini baru dapat berangkat ke Jepang pada 15-23 Desember
2020.
"Setiba di Jepang, setiap calon terlebih dulu akan belajar selama setengah tahun, kemudian baru
mulai bekerja di rumah sakit atau fasilitas perawatan lansia sambil belajar dan mempersiapkan
diri agar dapat lulus ujian nasional sebagai perawat atau caregiver," jelas pihak kedutaan dalam
keterangannya.
Sebelumnya pada tahun 2019, Indonesia mengirim 338 calon perawat medis dan perawat bagi
lanjut usia (lansia) ke Jepang melalui program "G to G" atau antarpemerintah gelombang ke 12
dalam skema perjanjian kemitraan ekonomi Indonesia-Jepang atau Indonesia-Japan Economic
Partnership Agreement (IJEPA).
"Ada 333 orangyang ikut pelatihan (bahasa Jepang), yang lima sudah N2 dan N3 (level
kemampuan bahasa Jepang), mereka tidak perlu latihan," kata Direktur Pelayanan Penempatan
Pemerintah BNP2TKI Arini Rahyuwati di Jakarta, seperti dikutip dari Antara News.
Para peserta dikirim ke Jepang melalui tiga sesi keberangkatan yang difasilitasi oleh Badan
Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) dan Kedutaan Besar
Jepang, yaitu pada 18, 19, dan 20 Juni 2019.
Melalui skema IJEPA, para peserta dengan spesifikasi minimum lulusan D3 Keperawatan
menjalani pendidikan bahasa Jepang selama enam bulan di Indonesia dan enam bulan lagi di
Jepang. Setelah itu, mereka akan mengikuti ujian nasional perawat di Jepang.
Peserta yang lulus ujian baru diizinkan bekerja di Jepang dengan masa kontrak selama tiga tahun
bagi perawat dan empat tahun bagi perawat lansia.
Setiap tahun, Jepang memberikan kuota sebanyak 550 perawat dan perawat lansia, namun
hingga saat ini Indonesia baru dapat mengirim sekitar 300 orang.
"Kemampuan di dalam berbahasa Jepang belum terlalu bagus pada teman-teman pendaftar,"
ungkap Arini ketika ditanya kesulitan memenuhi kuota tersebut.
Namun, menurut Arini, kompetensi yang dimiliki oleh para perawat dan perawat lansia Indonesia
menjadi nilai tambah di pasar ketenagakerjaan Jepang.
"Mereka perhatian, rajin, tekun, ramah, itu sangat disukai sama lansia-lansia di Jepang.
Kelemahannya di bahasa saja, dari segi skill kita tidak kalah," kata dia.
184