Page 190 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 16 DESEMBER 2020
P. 190

"Menghasut massa aksi untuk melawan imbauan pejabat yang berwenang sehingga menjadi
              kerusuhan," kata Yudi kepada CNNIndonesia.com lewat aplikasi pesan, Selasa (15/12).
              Yudi mengaku sudah mengingatkan kepada seluruh massa aksi untuk tidak melakukan kericuhan
              di tengah kegiatan menyampaikan aspirasi. Bahkan, ia sempat naik di atas mobil berpengeras
              suara agar massa tetap tenang.

              Namun, massa tetap memaksa masuk dan melempari aparat keamanan menggunakan benda
              keras. Polisi lalu sempat membubarkan massa menggunakan tembakan gas air mata.

              Tapi,  massa  terus  merangsek  masuk  bahkan  hingga  merusak  dan  membakar  sejumlah
              kendaraan operasional pabrik dan eskavator. Sejauh ini, kata Yudi, kepolisian belum komplet
              mendata jumlah kerusakan yang terjadi.

              Dikonfirmasi terpisah, Kabid Humas Polda Sultra Kombes Pol Fery Walintukan menyatakan lima
              orang terkait aksi ricuh di Konawe itu diamankan di Direktorat Kriminal Umum.

              "Sementara  diperiksa  terkait  keterlibatannya.  Kalau  terlibat  ya  diproses,  kalau  tidak  terlibat
              dilepas," kata Fery dihubungi CNNIndonesia.com.

              Fery juga belum menyebut berapa jumlah alat berat yang rusak akibat dibakar massa.

              "Jumlah kerugiannya masih didata. Memang ada alat berat dan kantor dibakar, tapi masih didata
              dulu," ujarnya.

              Sementara itu, External Affair Manager PT VDNI Indrayanto belum mau memberikan keterangan
              terkait bentrokan hingga berakhir pembakaran di lokasi pabrik.

              "Nanti ada rilisnya. Tunggu saja," kata dia singkat.

              Saat  ini,  situasi  di  Morosi  Kabupaten  Konawe  sudah  terkendali.  Sebanyak  empat  kompi  dari
              kesatuan Kepolisian Daerah (Polda) Sulawesi Tenggara dan TNI Angkatan Darat dikerahkan dan
              berjaga di sekitar pabrik pemurnian nikel.

              Sebelum kericuhan, massa aksi dari Serikat dan Perlindungan Tenaga Kerja (SPTK) Kabupaten
              Konawe  bergabung  Dewan  Pengurus  Wilayah  Federasi  Kesatuan  Serikat  Pekerja  Nasional
              Sulawesi Tenggara menggelar demonstrasi di pintu masuk pabrik PT VDNI.

              Mereka meminta kejelasan perusahaan terkait perjanjian kerja waktu tertentu (PKWT) karyawan
              VDNI yang jangka waktu pekerjaannya lebih dari 36 bulan, agar diangkat menjadi karyawan
              tetap di PT VDNI.

              Mereka juga menuntut kenaikan upah bagi buruh yang sudah lebih dari satu tahun bekerja sesuai
              dengan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 78 Tahun 2015 Pasal 42.

              (pnd/kid)
















                                                           189
   185   186   187   188   189   190   191   192   193   194   195