Page 267 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 16 DESEMBER 2020
P. 267

"Aspirasi  juga  itu  konstitusi  tidak  tertulis,  Itu  harus  dipertimbangkan  oleh  hakim  Mahkamah
              Konstitusi," kata Iqbal dalam konferensi pers, Selasa, 15 Desember 2020.
              Iqbal mengatakan, aksi akan diikuti ratusan orang saja agar tetap kondusif dan dapat menjaga
              jarak  di  tengah  pandemi  Covid-19.  Dia  memastikan  massa  aksi  akan  menerapkan  protokol
              kesehatan seperti memakai masker dan memakai cairan pembersih tangan (hand sanitizer).

              Selain di depan Mahkamah Konstitusi, Jakarta Pusat, Iqbal mengatakan aksi bakal digelar di 25
              provinsi dan 200 kabupaten/kota. Jumlah peserta aksi di setiap lokasi disebutnya juga berjumlah
              ratusan orang.

              Secara bersamaan, lanjut Iqbal, buruh pun menggelar aksi virtual melalui media sosial Twitter,
              Facebook, dan Instagram. Para buruh di pabrik dapat mengikuti aksi yang disiarkan langsung
              melalui akun-akun media sosial KSPI.

              "Akan  ditonton  bersamaan  mereka  keluar  dari  pabrik,  di  kantin  misalnya.  Buruh  dispensasi
              selama jam sepuluh sampai jam dua belas mereka akan ikut aksi virtual. Itu strategi yang kami
              lakukan selama pandemi Covid-19," ujar dia.

              Iqbal mengatakan pihaknya juga telah memperbaiki berkas permohonan sesuai nasihat hakim
              MK. Perbaikan itu mencakup poin legal standing dan pokok perkara.

              Terkait  legal  standing,  hakim  MK  sebelumnya  mempertanyakan  apakah  Anggaran
              Dasar/Anggaran  Rumah  Tangga  dan  peraturan  organisasi  KSPI  dan  KSPSI  mengatur  bahwa
              konfederasi bisa mewakili anggotanya menjadi pemohon di MK.

              Menurut  Iqbal,  kedua  konfederasi  telah  memastikan  hal  ini  tertuang  dalam  AD/ART  dan
              peraturan organisasi. "Kami perkuat lagi dengan surat tugas terhadap nama-nama yang menjadi
              pemohon. Jadi konfederasi bisa mewakili anggotanya untuk berperkara di MK," kata Iqbal.
              Selanjutnya,  pemohon  telah  memperbaiki  pokok  perkara  dengan  menjelaskan  kerugian
              konstitusional dan kerugian ekonomi dari poin-poin yang dipersoalkan di omnibus law ini. Ada
              69  pasal  dalam  klaster  ketenagakerjaan  yang  dinilai  merugikan  hak  konstitusional  dan  hak
              ekonomi pemohon. "Ada 69 pasal yang digugat, kami rangkum menjadi 12 isu perburuhan," ujar
              Iqbal.

              Dua belas isu itu di antaranya menyangkut upah minimum sektoral kabupaten/kota (UMSK),
              upah minim kabupaten/kota (UMK), outsourcing, pesangon, pemutusan hubungan kerja (PHK)
              sepihak, hingga tenaga kerja asing (TKA).



























                                                           266
   262   263   264   265   266   267   268   269   270   271   272