Page 260 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 6 JULI 2021
P. 260
PENGAWALAN KETAT KARTU PRAKERJA LAYAK DIAPRESIASI
PANDEMI covid-19 yang sudah satu tahun lebih melanda Indonesia memang telah
menyengsarakan masyarakat. Banyak orang yang kehilangan pekerjaan dan tidak sedikit pula
pelaku UMKM yang bangkrut akibat wabah berkepanjangan itu.
Untuk itu, Kartu Prakerja menjadi sangat penting saat ini guna mengurangi masalah tersebut.
Hanya memang pelaksanaannya harus terus dikawan dengan ketat agar tidak salah sasaran atau
melenceng. Kartu Prakerja Sejauh ini dampak positif Kartu Prakerja itu bisa dirasakan dan
diterima para peserta yang jumlahnya 3,38 juta orang dan mencakup seluruh lapisan
masyarakat. Kesungguhan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko yang terus mengawal program
Kartu Prakerja pun dipuji.
"Jangkauan yang luas itu akan membuat efektivitas dan manfaat Kartu Prakerja bisa dinikmati
seluruh lapisan masyarakat, sasaran yang menjadi kepedulian Presiden Jokowi sebagai
penggagas program tersebut," kata Ketua Milenial Muslim Bersatu (MMB), Khairul Anam. Ia pun
mengapresiasi apa yang dilakukan pemerintah terhadap generasi muda. Penggalakan Kartu
Prakerja yang terus dilakukan tersebut, kata Khairul, memberikan generasi muda tambahan
pengetahuan dan kecakapan kerja yang pada gilirannya lebih memberikan kepastian akan
lapangan kerja.
Secara khusus Khairul menyoroti fenomena efektivitas kartu Prakerja terhadap calon dan mantan
Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang menunjukkan perkembangan sangat signifikan. Khairul
menunjuk data hasil evaluasi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian periode 15
November-15 Desember 2020, yang mencatat perkembangan jumlah penerima Kartu Prakerja
yang mencapai 3,38 juta.
"Dari jumlah itu, sebanyak 337.154 orang atau 6,12% merupakan calon Pekerja Migran
Indonesia atau PMI, dan 120.648 orang atau 2,19% merupakan mantan PMI. Artinya program
Kartu Prakerja ini ini memberikan peluang kerja yang pasti, baik bagi calon maupun mantan PMI,
karena mereka akan senantiasa mendapatkan pembinaan dan tambahan pengetahuan serta
kecakapan yang akan menambah kualifikasi mereka di pasar kerja," kata dia.
"Tentu saja, sikap salut dan rasa terima kasih itu layak pula diberikan kepada Kemenaker,
pengelola Kartu Prakerja, dan BP2MI. Tanpa koordinasi dan kerja sama yang harmonis di antara
para pengelola tersebut, kondisi ketenagakerjaan serta prestasi tinggi terkait Kartu Prakerja
tersebut akan sukar terwujud," kata dia.
Untuk diketahui, kerja sama dan kolaborasi di antara pengelola Kartu Prakerja dengan Badan
Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) tersebut terjalin harmonis mulai dari
pendaftaran, pelatihan, hingga masuk learning management system dengan 92 layanan, terdiri
dari target Juni 2021 sebanyak 23 layanan, dan Juli 2021 sebanyak 69 layanan. Dengan
harmonisasi di antara para pengelola Kartu Prakerja dan pengawalan tak henti dari KSP itulah
yang memungkinkan terjadinya peralihan kualifikasi PMI, dari unskilled labor ke skilled labor.
"Saat ini data menunjukkan bahwa seperlima dari calon PMI berpendidikan sarjana atau S1,"
kata Khairul. Yang juga menggembirakan, saat ini sebaran PMI menjangkau lebih dari 150
negara, yang memungkinkan mereka tidak hanya mempertinggi kemampuan kerja, melainkan
memperoleh cakrawala yang lebih luas dengan pengalaman bekerja di luar negeri.
"Umumnya, tenaga kerja itu akan lebih memiliki rasa percaya diri yang tinggi, selain skill unik
dan kompetensi tinggi setelah mereka bekerja di luar," kata Khairul. Ia juga menyatakan
apresiasi tinggi kepada pengelola program Kartu Prakerja, yang memungkinkan para PMI yang
baru pulang itu untuk terus dilatih dan melakukan reskilling, sambil menunggu usainya pandemi
covid-19. (Ant/A-1).
259