Page 217 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 24 NOVEMBER 2020
P. 217
Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS)Agustus 2020, Rudi memaparkan, dari 29 juta pekerja
itu terdiri dari 2,56 juta pekerja menganggur karena dampak wabah, 1,77 juta angkatan kerja
yang sementara tidak bekerja karena pandemi, dan 24,03 juta pekerja yang mengalami
pengurangan jam kerja karena pandemi.
Kata dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Unpad ini, banyak dari mereka yang di-PHK
selama masa krisis tidak serta merta akan kembali bekerja setelah krisis berlalu karena resesi
yang berkepanjangan dapat berdampak permanen pada sepertiga dari mereka.
"Berdasarkan riset Barrero, Bloom dan Davis (2020), sekitar sepertiga dari pekerja yang
kehilangan pekerjaan selama krisis pada akhirnya menjadi pengangguran permanen,"ungkap
Rudi.
Rudi memperjelas, penyebab mereka menjadi pengangguran permanen karena mereka
kehilangan ketrampilan dan periode pengangguran yang panjang karena resesi mengubah etos
kerja dan mengurangi keinginan mereka untuk mendapatkan pekerjaan.
Untuk itu, kata Rudi, pemerintah perlu mengeluarkan kebijakan untuk mendorong perekonomian
agar kembali ke potensinya dengan kebijakan stimulus fiskal dan moneter. Yang tak kalah
penting, lanjut Rudi, adalah kebijakan untuk mengatasi persoalan pengangguran agar kembali
dan siap ke pasar kerja dan tidak menjadi pengangguran permanen.
"Dengan UU Cipta Kerja, mereka yang di-PHK mendapatkan pelatihan-pelatihan supaya terasah
dan tune in untuk kembali ke pasar kerja," kata peneliti Center for Economics and Development
(CEDS) UNPAD ini.
216