Page 136 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 22 FEBRUARI 2021
P. 136

Ringkasan

              Upah  buruh  di  sektor  tertentu  dapat  disesuaikan  (baca:  dikurangi).  Aktivis  buruh  menilai
              kebijakan  ini  merugikan  bahkan  bagi  ekonomi  secara  umum.  Menteri  Ketenagakerjaan  Ida
              Fauziyah  meneken  beleid  baru  yang  mengizinkan  industri  terdampak  pandemi  COVID-19
              memangkas upah buruh. Ketentuan itu tercantum dalam Peraturan Menteri Ketenagakerjaan
              Nomor 2/2021 ( PDF ) yang ditandatangani pada 15 Februari 2021.



              MURAMNYA NASIB BURUH, SUBSIDI DISETOP DAN UPAH BOLEH DIPOTONG

              Upah  buruh  di  sektor  tertentu  dapat  disesuaikan  (baca:  dikurangi).  Aktivis  buruh  menilai
              kebijakan ini merugikan bahkan bagi ekonomi secara umum.

              Menteri  Ketenagakerjaan  Ida  Fauziyah  meneken  beleid  baru  yang  mengizinkan  industri
              terdampak  pandemi  COVID-19  memangkas  upah  buruh.  Ketentuan  itu  tercantum  dalam
              Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 2/2021 ( PDF ) yang ditandatangani pada 15 Februari
              2021.

              "Bagi  perusahaan  industri  padat  karya  tertentu  yang  terdampak  pandemi  COVID-19  dapat
              melakukan penyesuaian besaran dan cara pembayaran upah pekerja/buruh," tulis pasal 6 ayat
              (1), dikutip Rabu (17/2/2021). Pasal 6 ayat (2) menyebutkan "penyesuaian" dilakukan sesuai
              kesepakatan  pengusaha  dan  pekerja.  Sementara  pasal  7  mengatur  lebih  tegas  bahwa
              kesepakatan dibuat secara musyawarah dan hasilnya harus disampaikan kepada buruh.

              Pasal  3  menjelaskan  kriteria  industri  apa  saja  yang  termasuk  padat  karya  dan  dapat
              menyesuaikan upah. Industri tersebut memiliki paling sedikit 200 pekerja dan biaya tenaga kerja
              menyumbang  minimal  15  persen  terhadap  total  biaya  produksi.  Industri  padat  karya  yang
              dimaksud juga terbatas pada enam kategori saja, yaitu industri makanan, minuman, tembakau,
              tekstil dan pakaian jadi, kulit dan barang kulit, alas kaki, mainan anak, dan furnitur.

              Dalam pasal 5 terdapat penjelasan lebih lanjut mengenai maksud perusahaan padat karya yang
              "terdampak COVID-19." Perusahaan disebut terdampak jika melakukan pembatasan kegiatan
              usaha akibat kebijakan pemerintah dalam upaya pencegahan dan penanggulangan pandemi.
              Lalu pekerja atau buruh tidak masuk bekerja dan memengaruhi kemampuan perusahaan dalam
              membayar upah.

              Permenaker ini berlaku 10 bulan sejak diundangkan, tertulis dalam pasal 9. Dengan kata lain
              pengusaha dapat "menyesuaikan" upah hingga 31 Desember 2021.

              Regulasi baru ini tentu ditentang para buruh. Presiden Dewan Pimpinan Pusat Asosiasi Serikat
              Pekerja Indonesia (Aspek) Indonesia Mirah Sumirat mengatakan kebijakan ini membuat "para
              buruh akan semakin miskin." Mirah mengatakan tanpa ada aturan resmi ini pun para pengusaha
              sudah memotong gaji, dan itu melanggar aturan. Semestinya peraturan dari menteri itu berpihak
              kepada  pekerja  dan  mengamankan  hak-hak  pekerja,  bukan  sebaliknya.  "Sudah  keterlaluan
              memotong  upah.  Kan  itu  melanggar  undang-undang.  Ini  malah  difasilitasi  lewat  peraturan
              menteri," katanya reporter Tirto, Kamis (18/2/2021).

              Dampak  Pandemi  Corona  di  RI:  1,7  Juta  Buruh  Dirumahkan  dan  Kena  PHK  Ia  mendesak
              pemerintah membatalkan aturan tersebut sebab peraturan ini juga merugikan ekonomi secara
              umum. "Pemotongan upah ini dampaknya pada situasi ekonomi dan daya beli. Ekonomi juga
              enggak ngangkat kalau begini. Gimana daya beli bisa stabil, konsumsi bisa dinaikkan, kalau ada
              kebijakan seperti ini?" Alasan lain, para buruh sudah sangat tertekan dari berbagai sisi. Terlebih
              lagi pemerintah telah meniadakan bantuan subsidi upah (BSU) sejak awal tahun. "Saya tidak
              bisa  membayangkan  bagaimana  kondisi  [buruh]  yang  sudah  ditekan  dengan  pandemi  juga
                                                           135
   131   132   133   134   135   136   137   138   139   140   141