Page 137 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 22 FEBRUARI 2021
P. 137

tertekan  dari  sisi  ekonomi,"  katanya.  "Ini  memicu  depresi."  "Intinya  saya  harap  ini  aturan
              dibatalkan.  Kalau  urusannya  sudah  menyangkut  perut,  aksi  (demonstrasi)  enggak  akan
              terhindarkan, sih, meskipun lagi pandemi," katanya.

              Wakil  Ketua  Dewan  Pertimbangan  (Kamar  Dagang)  Kadin  DKI  Jakarta  Sarman  Simanjorang
              meminta para pekerja mengerti.

              Cash flow perusahaan selama setahun terakhir terdampak pandemi terutama sektor padat karya
              yang sebagian besar berorientasi ekspor. Ia berharap kebijakan baru ini bisa memperbaiki itu.

              "Kebijakan ini tentu akan membuat daya tahan perusahaan dalam negeri akan semakin kuat.
              Dengan  adanya  aturan  baru,  perusahaan  akan  semakin  kuat  untuk  tetap  bertahan  sambil
              menunggu proses pemulihan ekonomi ke masa normal," ujar dia kepada reporter Tirto, Kamis.

              Peneliti dari lembaga kajian ekonomi Institute for Development of Economics and Finance (Indef)
              Rusli  Abdullah  mengatakan  pemotongan  upah  jelas  akan  membuat  "roda  ekonomi  akan
              terganggu." "Pemotongan buruh ini akan memengaruhi daya beli," terang dia kepada reporter
              Tirto, Kamis.

              Badan  Pusat  Statistik  (BPS)  menyebut  konsumsi  rumah  tangga  menyumbang  57,66  persen
              terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional. Karena itu mengembalikan tingkat konsumsi
              masyarakat  menjadi  salah  satu  kunci  untuk  memulihkan  ekonomi.  Niat  pemerintah  yang
              berusaha  meningkatkan  konsumsi  bertolak  belakang  dengan  kebijakan  memperbolehkan
              pemotongan upah buruh.

              "Pemerintah perlu kaji ulang aturan ini atau berikan stimulus ke pekerja maupun ke perusahaan.
              Supaya tidak ganggu konsumsi yang di bawah ini," katanya.

              Pandemi Memperlebar Ketimpangan Kaya-Miskin di Indonesia dan Dunia.







































                                                           136
   132   133   134   135   136   137   138   139   140   141   142