Page 102 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 13 NOVEMBER 2020
P. 102
UU CIPTA KERJA AKAN MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS PEKERJA
Produktivitas Indonesia masih berada di bawah rata-rata produktivitas Asean. Denhan UU Cipta
Kerja diharapkan mampu memperbaiki iklim ketenagakerjaan yang dapat mendukung
peningkatan produktivitas nasional.Sekretaris Jenderal Kemnaker, Anwar Sanusi, menyebut
bahwa produktivitas Indonesia masih berkisar di angka 74,4 persen. Angka ini masih berada di
bawah rata-rata produktivitas Asean sebesar 78,2 persen.
Dari sisi produktivitas ini, Indonesia juga masih kalah dengan negara-negara tetangga seperti
Filipina (86,3 persen), Singapura (82,7 persen), Thailand (80,1 persen), dan Vietnam (80
persen). Bahkan jika dibandingkan dengan negara lain yang produktivitasnya di bawah rata-rata
Asean, Indonesia masih kalah dari Laos (76,7 persen) dan Malaysia (76,2 persen).
"Environment (lingkungan) peningkatan produktivitas ini dapat kita ciptakan melalui UU Cipta
Kerja," kata Sekjen Anwar Sanusi saat berbicara pada Forum Komunikasi Staf Ahli Menteri
(Forkomsam) di Bogor, Kamis (12/11).
Ia menambahkan peningkatan produktivitas tersebut dapat diwujudkan karena Undang-Undang
Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja (UU Cipta Kerja) bertujuan menyederhanakan,
menyingkronkan, dan memangkas regulasi yang menghambat penciptaan lapangan kerja,
sekaligus sebagai instrumen untuk penyederhanaan dan peningkatan efektifitas birokrasi.
"Jadi sekarang kita bukan hanya menciptakan tenaga kerja terampil, tapi kita betul-betul
menciptakan ekosistem, environment ketenagakerjaan itu sendiri," katanya.
Selain produktivitas, UU Cipta Kerja juga bertujuan untuk menyelesaikan tantangan
ketenagakerjaan lainnya. Salah satunya adalah bonus demografi.
"UU Cipta Kerja juga sebagai sarana untuk memanfaatkan bonus demografi Indonesia. Di mana
Indonesia kini memiliki bonus demografi dengan sebagian besar penduduknya berusia produktif
atau kerja," kata Sekjen Anwar.
UU ini menurut Anwar Sanusi juga dibutuhkan agar memanfaatkan bonus demografi, dan
membantua Indonesia keluar dari jebakan negara berpengasilan menengah.
"Pandemi Covid-19 yang berdampak sangat besar terhadap sektor ketenagkerjaan. Data yang
tercatat oleh Kementerian Ketenagakerjaan, terdapat 3,1 juta pekerja, baik yang dirumahkan
maupun yang terkena PHK, akibat pandemi Covid-19," ucapnya.
101