Page 226 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 13 NOVEMBER 2020
P. 226

DISNAKER DKI BAKAL TOLAK PENUNDAAN KENAIKAN UMP PERUSAHAAN
              LANGGAR PROTOKOL KESEHATAN

              Penerapan  upah  minimum  provinsi  (UMP)  2021  di  DKI  Jakarta  tidak  serta  merta  dijalankan
              sejumlah  perusahaan.  Pemprov  memberi  kelonggaran  perusahaan  terdampak  buruk  dari
              pandemi Covid-19 agar tidak menaikkan UMP terhadap karyawannya di tahun depan.

              Kendati adanya pelonggaran, Pemprov memasang standar dan penilaian bagi perusahaan yang
              boleh tidak menaikkan UMP.

              Kepala Dinas Tenaga Kerja DKI, Andri Yansyah mengatakan, perusahaan yang kerap melanggar
              protokol  kesehatan  selama  masa  Pembatasan  Sosial  Berskala  Besar  (PSBB)  transisi  patut
              dipertimbangkan jika mereka mengajukan permohonan tidak menaikkan UMP.

              "Dilihat dulu pelanggarannya seperti apa. Kalau pelanggaran karena protokol kesehatan enggak
              ada  kaitannya  UMP.  Kalau  dia  mengoperasikan  harusnya  50  persen  tapi  masih  100  persen
              dengan alasan kejar tender, itu jelas berarti tidak terdampak. Tidak kita setujui permohonannya,"
              katanya di Jakarta, Kamis (12/11).

              Selama PSBB transisi kedua, dia mengungkapkan, ada 10 perusahaan yang melanggar protokol
              kesehatan. Namun ia tidak merinci perusahaan yang disebutnya melanggar.

              Dalam aturan tentang PSBB transisi, Pemprov DKI memberikan ketentuan batas maskimal orang
              yang berada dalam satu gedung. Misalnya perkantoran, yang dibatasi maksimal hanya 50 persen
              dari kapasitas.

              Kemudian, Pemprov menambahkan lima protokol saat karyawan yang bekerja di kantor, yakni;

              1. Membuat sistem pendataan pengunjung di perusahaan yang sekurang-kurangnya terdiri dari
              nama  pengunjung,  Nomor  Induk  Kependudukan  (NIK),  nomor  handphone,  waktu
              berkunjung/bekerja. Sistem pendataan dapat berbentuk manual atau digital.

              2. Menyerahkan data pengunjung secara tertulis kepada Pemprov DKI melalui Dinas Tenaga
              Kerja, Transmigrasi dan Energi (DTKTE) sebagai upaya penelusuran penyelidikan epidemiologi.

              3. Melakukan penyesuaian jam kerja dan shift kerja dengan jeda minimal antar shift 3 (tiga) jam.

              4. Memaksimalkan penggunaan teknologi dan/atau rekayasa engineering dalam melaksanakan
              aktivitas kerja serta untuk mencegah kerumunan atau kontak langsung.

              5. Bila ditemukan klaster (bekerja bersama, berinteraksi dekat) di sebuah tempat kerja, maka
              wajib melakukan penutupan tempat kerja selama 3 x 24 jam untuk desinfeksi.

              [fik].












                                                           225
   221   222   223   224   225   226   227   228   229   230   231