Page 75 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 13 NOVEMBER 2020
P. 75
Sekretaris Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker), Anwar Sanusi menyebutkan,
bahwa produktivitas Indonesia masih berkisar di angka 74,4%. Angka ini masih berada di bawah
rata-rata produktivitas ASEAN sebesar 78,2%.
PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA RI MASIH DI BAWAH ASEAN, INI SEBAB BUTUH
UU CIPTAKER
Produktivitas Tenaga Kerja RI Masih di Bawah ASEAN, Ini Sebab Butuh UU Ciptaker Michelle
Natalia Kamis, 12 November 2020 - 22:42 WIB loading.
Produktivitas Indonesia masih berada di bawah rata-rata produktivitas ASEAN. Lantaran hal itu
Undang-undang Cipta Kerja (UU Ciptaker) diharapkan mampu memperbaiki iklim
ketenagakerjaan. Foto/Dok A+ A-
Produktivitas Indonesia masih berada di bawah rata-rata produktivitas ASEAN. Lantaran hal itu
Undang-undang Cipta Kerja (UU Ciptaker) diharapkan mampu memperbaiki iklim
ketenagakerjaan yang dapat mendukung peningkatan produktivitas nasional.
Sekretaris Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker), Anwar Sanusi menyebutkan,
bahwa produktivitas Indonesia masih berkisar di angka 74,4%. Angka ini masih berada di bawah
rata-rata produktivitas ASEAN sebesar 78,2%.
Dari sisi produktivitas ini, Indonesia juga masih kalah dengan negara-negara tetangga seperti
Filipina (86,3%), Singapura (82,7%), Thailand (80,1%), dan Vietnam (80%). Bahkan jika
dibandingkan dengan negara lain yang produktivitasnya di bawah rata-rata ASEAN, Indonesia
masih kalah dari Laos (76,7%) dan Malaysia (76,2%).
"Environment peningkatan produktivitas ini dapat kita ciptakan melalui UU Cipta Kerja," kata
Anwar saat menyampaikan sambutan pada acara Forum Komunikasi Staf Ahli Menteri
(Forkomsam) di Bogor, Jawa Barat, hari Kamis (12/11/2020).
Anwar menyatakan, peningkatan produktivitas tersebut dapat diwujudkan karena Undang-
Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja (UU Cipta Kerja) bertujuan
menyederhanakan, menyingkronkan, dan memangkas regulasi yang menghambat penciptaan
lapangan kerja, sekaligus sebagai instrumen untuk penyederhanaan dan peningkatan efektifitas
birokrasi.
"Jadi sekarang kita bukan hanya menciptakan tenaga kerja terampil, tapi kita betul-betul
menciptakan ekosistem, environment ketenagakerjaan itu sendiri," paparnya.
Selain produktivitas, UU Cipta Kerja juga bertujuan untuk menyelesaikan tantangan
ketenagakerjaan lainnya. Salah satunya adalah bonus demografi. "UU Cipta Kerja juga sebagai
sarana untuk memanfaatkan bonus demografi Indonesia. Di mana Indonesia kini memiliki bonus
demografi dengan sebagian besar penduduknya berusia produktif atau kerja," ucap Anwar.
Menurut Anwar, UU ini ini juga dibutuhkan agar memanfaatkan bonus demografi, dan membantu
Indonesia keluar dari jebakan negara berpengasilan menengah. Ditambah lagi, pandemi Covid-
19 yang berdampak sangat besar terhadap sektor ketenagkerjaan.
74