Page 93 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 7 APRIL 2021
P. 93

BURUH TOLAK THR 2021 DICICI

              54 Perusahaan Masih Utang Pembayaran 2020

              Serikat buruh dan pekerja menolak tegas wacana pembayaran tunjangan hari raya (THR) 2021
              secara  dicicil.  Mengingat,  untuk THR  tahun  lalu saja,  banyak  perusahaan  yang  masih  beium
              melunasi  pembayarannya.  Hal  tersebut  diungkap  oleh  Presiden  Konfederasi  Serikat  Pekerja
              Indonesia (KSPI) Said Iqbal, kemarin (5/4). Menurut dia, setidaknya, ada 54 perusahaan masih
              berhutang pembayaran THR tahun lalu.

              "Salah satunya di tekstil dan garmen. Belum lagi di sector labour intensive lain," ujarnya.

              Ia  merinci,  berdasarkan  data  Serikat  Pekerja  Nasional  (SPN),  setidaknya  ada  10  ribu  orang
              pekerja yang belum dibayar THR 2020-nya secara penuh. Fakta tersebut sejalan dengan data
              posko  pengaduan  THR  Kemen-terian  Ketenagakerjaan.  Di  mana,  tercatat  sebanyak  336
              perusahaan  diadukan  oleh  453  pekerja  karena  dinilai  melakukan  pelanggaran  terkait
              pembayaran  THR.  Detailnya,  226  pengaduan  akibat  THR  tidak  dibayarkan,  146  pengaduan
              terkait THR belum dibayarkan, 78 pengaduan karena THR terlambat bayar, dan 3 pengaduan
              THR belum disepakati.

              Melihat fakta tersebut, serikat pekerja tegas menolak THR tahun 2021 dibayar secara dicicil. Ia
              meminta,  Menteri  Ketenagakerjaan  tak  lagi  menerbitkan  surat  edaran  yang  mengizinkan
              perusahaan  membayar  THR  secara  dicicil  seperti  tahun  lalu.  Apalagi  sebelumnya,  Menteri
              Koordinator  Perekonomian  Airlangga  Har-tarto  sudah  meminta  pengusaha  berkomitmen
              membayar THR karyawan secara penuh tahun ini.

              "Masa sekarang mau dicicil lagi, kapan dilunasinnya kalau dicicil kembali?" keluhnya.

              Namun,  lanjut  dia,  bila  perusahaan  tetap  memaksa  pembayaran  THR  dicicil  maka  sangat
              menggambarkan  keserakahan  pengusaha.  Apalagi  sepanjang  pandemi  Covid-19,  pemerintah
              sudah memberikan berbagai insentif pada pengusaha agar usaha tetap berjalan.

              Terpisah,  Menteri  Ketenagakerjaan  (Menaker)  Ida  Fauziyah  menyatakan,  bahwa  skema
              pembayaran THR keagamaan tahun 2021 masih dibahas. Pembahasannya melibatkan Dewan
              Pengupahan Nasional (Depenas) dan Tripartit Nasional (Tripnas). Sehingga nanti diharapkan
              dapat menghasilkan keputusan terbaik. Tripnas sendiri terdiri dari unsur pemerintah, pengusaha,
              dan pekerja/buruh. Sehingga, sudah ada saran yang disampaikan padanya mengenai langkah-
              langkah terkait THR.

              Saat ini, kata dia, proses pembahasan sudah berada di tangan Tim Kerja Depenas dan Badan
              Pekerja Tripnas. Masukan juga telah disusun oleh kedua tim kerja tersebut.

              "Kami akan mendengarkan laporan dari Tim Kerja Depenas dan Tripartit Nasional. Setelah itu
              baru  akan  dikeluarkan  ketentuan  melalui  Surat  Edaran  TI  IR,"  ujarnya  usai  menghadiri
              Musyawarah  Nasional  (Munas)  II  Federasi  Kesatuan  Serikat  Pekerja  Nasional  (FKSPN)  di
              Semarang, Jawa Tengah, kemarin (5/4).

              Diakuinya, kondisi ekonomi saat ini memang belum pulih seperti sedia kala. Meski begitu, THR
              tetaplah merupakan kewajiban pengusaha kepada pekerja/buruh yang harus ditunaikan.

              "THR adalah kewajiban pengusaha yang dibayarkan kepada pekerja. Ini adalah pendapatan non
              upah yang biasanya diberikan pada saat-saat momentum Hari Raya Keagamaan," ungkapnya.
              Terkait adanya laporan pengusaha yang belum membayarkan THR tahun 2020, Ida mengaku
              telah mendapat laporan tersebut. SAat ini, semua laporan sudah ditindaklanjuti oleh Disnaker
              Provinsi dan Disnaker Kabupaten/ Kota.

                                                           92
   88   89   90   91   92   93   94   95   96   97   98