Page 253 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 6 MEI 2021
P. 253
PERUSAHAAN TIDAK MAMPU BAYAR THR DAMPAK PANDEMI WAJIB DIALOG
DENGAN BURUH
Muara Teweh - Dalam Surat Edaran (SE) Menteri Ketenagakerjaan RI, Ida Fauziyah melalui
Surat Edaran (SE) nomor: M/6/HK/04/V/2021 tentang pelaksanaan pemberian tunjangan hari
raya keagamaan tahun 2021 bagi pekerja/buruh di perusahaan.
Dalam Gubernur Kalteng No 565/48/HI.01/IV/Nakertrans tanggal 29 April 2021 tentang
pemberian THR Keagamaan bagi buruh/pekerja di perusahaan tersebut juga disebutkan bahwa
bagi perusahaan yang terdampak pandemi Covid-19 dan berakibat tidak mampu memberikan
THR keagamaan 2021 sesuai waktu yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan.
"Diharapkan perusahaan dapat mengambil tindakan atau langkah-langkah dalam memberikan
solusi dengan mewajibkan pengusaha melakukan dialog dengan pekerja/buruh untuk mencapai
kesepakatan yang dilaksanakan secara kekeluargaan dengan itikad baik," kata Kepala Dinas
Tenaga Kerja, Transmigrasi, Koperasi dan UKM (Nakertrans Kop dan UKM) Barito Utara, M
Mastur, di Muara Teweh, Rabu 5 Mei 2021.
Kesepakatan tersebut, katanya, dibuat secara tertulis yang membuat waktu pembayaran THR
keagamaan dengan syarat paling lambat dibayar sampai sebelum hari raya keagamaan tahun
2021 pekerja/buruh yang bersangkutan.
Dalam surat Gubernur Kalteng tersebut juga, ucap Mastur, meminta perusahaan agar dapat
membuktikan ketidakmampuan membayar THR keagamaan tahun 2021 secara tepat waktu
kepada pekerja/buruh, berdasarkan laporan keuangan internal perusahaan yang transparan.
Kemudian, memastikan kesepakatan mengenai pembayaran THR keagamaan, tidak
menghilangkan kewajiban pengusaha untuk membayar THR keagamaan tahun 2021 kepada
buruh/pekerja dengan besaran sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
"Untuk itu kami meminta kepada perusahaan yang melakukan kesepakatan dengan
pekerja/buruh melaporkan hasil kesepakatan tersebut ke dinas yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang ketenagakerjaan setempat paling lambat tujuh hari sebelum hari raya
keagamaan," kata Mastur. (RAMADHANI/B-5).
252