Page 249 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 6 MEI 2021
P. 249

SURAT EDARAN MENAKER IDA FAUZIYAH MULTIRAFSIR, OMBUDSMAN KHAWATIR
              THR BURUH TAK DIPENUHI
              JAKARTA  -  Pemerintah  mewajibkan  pengusaha  untuk  membayar  tunjangan  hari  raya  (THR)
              keagamaan  2021.  Sesuai  dengan  Surat  Edaran  (SE)  Menteri  Ketenagakerjaan  nomor
              M/6/HK.04/IV/2021, THR wajib dibayar pengusaha kepada pekerja pada H-7 atau 7 hari sebelum
              Lebaran.  Saat  ini,  pencairan  THR  sudah  berjalan.  Namun,  Ombudsman  khawatir  THR  yang
              menjadi hak buruh tak dipenuhi.

              Anggota Ombudsman Robert Na Endi Jaweng mengatakan kekhawatiran pihaknya berangkat
              dari SE Menaker yang dianggap multitafsir. Di mana, pemerintah masih memberikan kelonggaran
              pembayaran THR untuk perusahaan yang terdampak COVID-19.

              "Kami menyambut baik adanya surat edaran seperti ini karena memang isi surat ini. Hanya saja
              memang karena isi surat edaran ini yang membuat kemudian multitafsir di lapangan," katanya
              dalam konferensi pers secara virtual, Rabu, 5 Mei.
              Kata Robert, di satu sisi memang ada ketegasan bahwa perusahaan wajib membayar THR paling
              lambat 7 hari sebelum hari raya keagamaan atau Lebaran 2021.

              "Itu  berarti  jatuh  temponya  besok.  Tetapi  juga SE  ini  memberikan,  menawarkan  keringanan
              kepada perusahaan-perusahaan yang tidak mampu," jelasnya.

              "Ini di sini ada dua pintu atau dua pilihan. Pertama adalah tentu akan diberikan tenggat waktu
              hingga H-1 sebelum Hari Raya Idulfitri, ini berarti ada hal lain yang perlu diawasi. Kedua, adalah
              bagaimana dengan mereka yang bahkan sampai setelah lebaran pun tetap tidak bisa membayar?
              Di sini sangat penting untuk diawasi," sambungnya.

              Robert mengatakan Ombudsman melihat akan ada tiga kemungkinan yang terjadi terkait dengan
              SE Menaker. Pertama, perusahaan-perusahaan yang akan patuh memenuhi kewajiban mereka
              pembayaran THR paling lambat H-7 sebelum hari raya.

              "Kedua,  kelompok  perusahaan  yang  akan  membayar  THR  dari  H-7  Hingga  H-1.  Ketiga,
              perusahaan-perusahaan  yang  bahkan  setelah  lebaran  pun  belum  tentu  bisa  membayar,"
              ucapnya.

              Robert  menilai  penting  adanya  pengawasan  dan  kecermatan  pada  penerapan  surat  edaran
              tersebut  di  lapangan.  Apabila  memang  perusahaan  tidak  mampu  membayarkan  THR  dalam
              waktu yang sudah ditentukan, maka harus diadakan dialog dengan karyawan secara terbuka.

              Ia  juga  berharap  Dinas  Ketenagakerjaan  daerah  untuk  turut  mengawasi  pertemuan  antara
              perusahaan  dengan  karyawan  untuk  meminimalisir  kemungkinan-kemungkinan  yang  tidak
              diinginkan.
              "Kemudian hasil dialognya harus dituangkan dalam kesepakatan bersama. Kesepakatan bersama
              ini terutama soal skema pembayaran dan kemudian batas waktu," jelasnya.















                                                           248
   244   245   246   247   248   249   250   251   252   253   254