Page 329 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 6 MEI 2021
P. 329

OMBUDSMAN ENDUS POTENSI 'MAIN-MAIN' DALAM PENCAIRAN THR 2021

              Pencairan tunjangan hari raya (THR) 2021 sudah berjalan. Dalam Surat Edaran (SE) Menteri
              Ketenagakerjaan nomor M/6/HK.04/IV/2021, THR wajib dibayar pengusaha kepada pekerja pada
              H-7 atau 7 hari sebelum Lebaran.

              Namun, Ombudsman RI melihat ada potensi maladministrasi dalam pencairan THR tahun ini.
              Pasalnya, dalam SE Menaker tersebut, pemerintah masih memberikan kelonggaran pembayaran
              THR untuk perusahaan yang terdampak COVID-19.

              "Isi SE membuat multitafsir di lapangan. Satu sisi memang ada ketegasan bahwa perusahaan
              wajib membayar THR paling lambat 7 hari sebelum hari raya, itu berarti jatuh temponya besok.
              Tetapi juga SE ini memberikan, menawarkan keringanan kepada perusahaan-perusahaan yang
              tidak mampu. Pertama diberikan tenggat waktu hingga H-1 hari raya, ini perlu diawasi. Kedua,
              bagaimana mereka yang sampai setelah Lebaran tidak bisa membayar? Ini penting diawasi,"
              kata  Anggota  Ombudsman  Robert  Na  Endi  Jaweng  dalam  konferensi  pers  virtual,  Rabu
              (5/5/2021).

              Dalam kesempatan yang sama, Plt Kepala Keasistenan Pemeriksaan VI Ombudsman, Ahmad
              Sobirin mengatakan, ada 4 hal yang melatarbelakangi potensi maladministrasi dalam pencairan
              THR 2021.
              Pertama, Ombudsman menilai pemerintah belum melakukan sosialisasi secara masif terkait SE
              tersebut.

              "Ini  akan  berdampak  kepada  pengabaian  atau  keengganan  menjalankan  kewajiban  oleh
              perusahaan atau unit kerja. Dan kemudian buruh menjadi terhambat hak-hak normatifnya dalam
              menerima THR tersebut," jelas Sobirin.

              Kedua, perusahaan kerap kali tidak memberikan laporan keuangan agar pekerja bisa mengetahui
              kondisi keuangan perusahaan. Padahal, dalam SE Menaker tersebut, perusahaan yang tak bisa
              membayar  THR  sesuai  waktu  yang  ditetapkan  harus  memberikan  laporan  keuangan  internal
              kepada pekerja.

              "Kami melihat transparansi atas keterbukaan catatan keuangan perusahaan ini lagi-lagi selalu
              menjadi  masalah  yang  diajukan  pihak  perusahaan.  Dan  buruh  selama  ini  tidak  mengetahui
              secara pasti terkait kondisi yang ada tersebut," ujar Sobirin.

              Ketiga, jika ingin pembayaran THR 2021 berjalan mulus, maka pemerintah daerah (Pemda) baik
              gubernur, bupati/walikota harus bersikap tegas dan mengakomodasi kepentingan buruh.

              Keempat, jika pelaksanaan SE THR 2021 tak dikawal pemerintah pusat dalam hal ini Kemnaker
              dan Pemda, maka potensi maladministrasi semakin besar.
              "Kami  melihat  kalau  misalnya  perusahaan-perusahaan  itu  nanti  melakukan  pengabaian
              kewajibannya, lalu pemerintah tidak bisa tegas terkait dengan hak daripada buruh maka potensi
              maladministrasi akan ada di sini," tandas dia.













                                                           328
   324   325   326   327   328   329   330   331   332   333   334