Page 27 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 26 MARET 2021
P. 27
dan sangat berterima kasih kepada pemerintah," Ketua Paguyuban Mitra Produksi Sigaret
Indonesia (MPSI) Sriyadi Purnomo dalam keterangan resmi yang diterima, Kamis (25/3).
Menurutnya, perekonomian masyarakat di daerah sentra tembakau juga kembali bangkit sejak
awal tahun ini. Hal tersebut sebagai dampak dari kenaikan cukai SKT 0% yang diumumkan di
awal Desember 2020 lalu oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani.
Tak hanya para buruh pelinting, tidak naiknya tarif cukai SKT juga memberikan dampak ke
pelaku usaha di sektor lainnya. Di antaranya para UMKM, tukang ojek, hingga pemilik warung
makan.
"Usaha kecil lainnya yang menyediakan kebutuhan dari para buruh itu seperti warung makan,
tukang ojek, dan lain-lain. Jadi kalau buruh SKT aman, usaha kecil di sekitarnya juga aman,"
jelasnya.
Dengan rata-rata kenaikan tarif cukai rokok sebesar 12,5% di tahun ini, beberapa masyarakat
mengubah pola konsumsi rokok. Mereka beralih ke rokok yang lebih murah, salah satunya SKT.
Untuk itu, Sriyadi optimistis keberlangsungan industri rokok SKT di tengah pandemi COVID-19.
Ia pun berharap pemerintah tetap memperhatikan kelangsungan industri hasil tembakau,
khususnya sektor padat karya SKT.
"Program pemulihan ekonomi yang dicanangkan pemerintah sejalan dengan upaya
penyelamatan terhadap sektor padat karya, seperti SKT," kata Sriyadi.
Sementara itu, Jawa Tengah sebagai sentra produksi rokok dinilai juga memiliki andil besar
terhadap industri hasil tembakau. Kepala Dinas Ketenagakerjaan Jawa Tengah, Sakina
Rosellasari, melaporkan hingga saat ini di wilayahnya terdapat 67 perusahaan yang masuk
kategori perdagangan besar rokok dan tembakau, dengan jumlah pekerja 65.777 orang. (OL-7).
26

