Page 278 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 13 APRIL 2021
P. 278

oleh  Menaker  Ida  Fauziyah  lewat  Surat  Edaran  (SE)  nomor  M/6/HK.04/IV/2021  tentang
              Pelaksanaan  Pemberian THR  Keagamaan  tahun 2021,  bagi pekerja/buruh  di  perusahaan.  SE
              pelaksanaan THR ini ditujukan kepada Gubernur di seluruh Indonesia.

              "Pemberian THR Keagamaan merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pengusaha
              kepada  para  pekerjanya.  Pemberian  THR  bagi  pekerja  tentu  dapat  menstimulus  konsumsi
              masyarakat, lalu mendorong pertumbuhan ekonomi. THR keagamaan wajib dibayarkan paling
              lama  7  hari  sebelum  hari  raya  keagamaan  pekerja  yang  bersangutan,"  kata  Menaker  Ida
              Fauziyah, Senin (12/4).

              Dalam pelaksanaannya, lanjut Ida, THR ajib diberikan kepada pekerja yang telah mempunyai
              masa kerja 1 bulan, secara terus menerus atau lebih. THR juga wajib diberikan pada pekerja
              yang mempunyai hubungan kerja dengan pengusaha berdasarkan Perjanjian Kerja Waktu Tidak
              Terrtentu (PKWTT). Atau Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT).

              Bagi pekerja yang masa kerjanya 12 bulan terus menerus atau lebih, THR diberikan sebesar 1
              bulan upah. Bagi yang masa kerjanya lebih 1 bulan terus menerus, tetapi kurang dari 12 bulan,
              THR  diberikan  secara  proporsional,  sesuai  dengan  perhtungan  masa  kerja,  dibagi  12  bulan,
              kemudian dikasi 1 bula upah.

              Adapun buruh yang bekerja berdasarkan Perjanjian kerja harian yang telah mempunyai masa
              kerja  12  bulan  atau  lebih,  upah  1  bulan  dihitung  berdasarkan  rata-rata  upah  yang  diterima
              selama 12 bulan terakhir sebelum hari raya. Sedangkan bagi pekerja yang masa kerjanya kurang
              dari 12 bulan, upah 1 bulan dihitung berdasarkan rata-rata upah yang diterima tiap bulan selama
              masa kerja.

              Bagi perusahaan yang masih terdampak pandemi Covid-19 dan berakibat tidak mampu memberi
              THR Keagamaan tahun 2021 sesuai waktu yang ditentukan dalam peraturan UU, Menaker minta
              Gubernur/Bupat/Wali Kota agar memberikan solusi. Dengan mewajibkan pengusaha melakukan
              dialog dengan pekerja, untuk encapai kesepakatan. Yang dilaksanakan secara kekeluargaan dan
              etika baik.
              "Kesepakatan  tersebut,  harus  dibuat  secara  tertulis  dan  memuat  waktu  pembayaran  THR,
              dengan syarat paling lambat dibayar sebelum Hari Raya Keagamaan," jelas Ida Fauziyah.

              Ditegaskan, kesepakatan mengenai waktu pembayaran tersebut, harus dipastikan tidak sampai
              menghilangkan kewajiban pengusaha untuk membayar THR kepada pekerja. Dengan besaran
              sesuai ketentuan peraturan UU.

              "Perusahaan  yang  melakukan  kesepakatan  dengan  pekerja/buruh,  agar  meporkan  hasil
              kesepakatan  kepada  dinas  yng  menyelenggara  kan  urusan  pemerintah  di  bidang
              Ketenagakerjaan setempat," tambah Menaker.

              Diminta, perusahaan membuktikan ketidak mampuan untuk membayar THR, sesuai waktu yang
              ditentukan  berdasarkan  laporan  keuangan  internal  perusahaan  secara  transparan.  Guna
              mengantisipasi timbulnya keluhan dalam pelaksanaan pembayaran THR 2021 dan koordinasi
              yang efektif antara pemerintah pusat dan daerah.


              Terhadap  pelanggaran  pemerian  THR,  Gubernur/Bupti/Walikota  diminta  menegakkan  hukum
              sesuai kewenangan nya. Dengan memperhatikan rekomendasi dari hasil pemeriksaan pengawas
              Ketenagakerjaan.

              "Gubernur/Bupati/Wali  Kota  hendaknya  membentuk  Posko  pelaksanaan  THR  dengan  tetap
              memperhatikan protokol kesehatan untuk mencegah penularan Covid-19. Data pelaksanaan THR
              Keagamaan 2021 di perusahaan dan tindak lanjut yang telah dilakukan, hendaknya dilaporkan
              ke Kemnaker," pinta Menaker Ida. [ira].
                                                           277
   273   274   275   276   277   278   279   280   281   282   283