Page 348 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 13 APRIL 2021
P. 348

THR PALING LAMBAT SEMINGGU SEBELUM LEBARAN

              Jakarta, Prokabar -- Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah menerbitkan Surat Edaran
              (SE)  Nomor  M/6/HK.04/IV/2021  tentang  Pelaksanaan  Pemberian  Tunjangan  Hari  Raya
              Keagamaan Tahun 2021 bagi Pekerja/Buruh di Perusahaan.

              SE yang ditandatangani pada tanggal 12 April 2021 ini ditujukan kepada para gubernur di seluruh
              Indonesia.

              "Pemberian THR Keagamaan merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pengusaha
              kepada pekerja/buruh. Pemberian THR Keagamaan bagi pekerja/buruh merupakan upaya untuk
              memenuhi kebutuhan pekerja/buruh dan keluarganya dalam merayakan hari raya keagamaan."
              "Secara khusus, dalam masa pemulihan ekonomi ini, THR tentu dapat menstimulus konsumsi
              masyarakat  yang  mendorong  pertumbuhan  ekonomi,"  ujar  Menaker  dalam  keterangan  pers,
              Jakarta, Senin (12/4).

              Dalam surat edaran tersebut, Menaker menyatakan bahwa SE pelaksanaan THR berdasarkan
              Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 36 Tahun 2021 tentang Pengupahan dan Peraturan Menteri
              Ketenagakerjaan  Nomor  6  Tahun  2016  tentang  Tunjangan  Hari  Raya  Keagamaan  bagi
              Pekerja/Buruh di Perusahaan.

              Ia meminta perusahaan agar waktu pembayaran THR Keagamaan dilakukan paling lama 7 hari
              sebelum hari raya keagamaan.

              "Saya tekankan bahwa THR Keagamaan wajib dibayarkan paling lama 7 hari sebelum hari raya
              keagamaan pekerja/buruh yang bersangkutan," ujarnya.

              Adapun dalam pelaksanaannya, pembayaran THR Keagamaan diberikan kepada pekerja/buruh
              yang telah mempunyai masa kerja satu bulan secara terus menerus atau lebih.
              THR Keagamaan juga diberikan kepada pekerja/buruh yang mempunyai hubungan kerja dengan
              pengusaha  berdasarkan  perjanjian  kerja  waktu  tidak  tertentu  atau  perjanjian  kerja  waktu
              tertentu.

              Terkait jumlah besaran, bagi pekerja/buruh yang mempunyai masa kerja 12 bulan secara terus
              menerus atau lebih, THR diberikan dengan ketentuan sebesar 1 bulan upah.

              Sementara bagi pekerja/buruh yang telah mempunyai masa kerja 1 bulan secara terus menerus,
              tetapi kurang dari 12 bulan, THR diberikan secara proporsional sesuai dengan perhitungan masa
              kerja dibagi 12 bulan kemudian dikali 1 bulan upah.

              Adapun  bagi  pekerja/buruh  yang  bekerja  berdasarkan  perjanjian  kerja  harian  yang  telah
              mempunyai masa kerja 12 bulan atau lebih, upah 1 bulan dihitung berdasarkan rata-rata upah
              yang diterima selama 12 bulan terakhir sebelum hari raya keagamaan.

              Sedangkan bagi pekerja/buruh yang telah mempunyai masa kerja kurang dari 12 bulan, upah 1
              bulan dihitung berdasarkan rata-rata upah yang diterima tiap bulan selama masa kerja.

              Selanjutnya, dalam SE juga dijelaskan bagi perusahaan yang masih terdampak pandemi COVID-
              19 dan berakibat tidak mampu memberikan THR Keagamaan tahun 2021 sesuai waktu yang
              ditentukan dalam peraturan perundang-undangan, Menaker meminta gubernur dan bupati/wali
              kota  agar  memberikan  solusi  dengan  mewajibkan  pengusaha  melakukan  dialog  dengan
              pekerja/buruh untuk mencapai kesepakatan yang dilaksanakan secara kekeluargaan dan dengan
              iktikad baik.





                                                           347
   343   344   345   346   347   348   349   350   351   352   353