Page 92 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 20 FEBRUARI 2020
P. 92

Kendati draf RUU Cilaka masih mengatur soal beberapa kompensasi yang harus
               dibayar perusahaan kepada buruh yang terkena PHK, tapi jika dibanding UU
               Ketenagakerjaan, maka jumlahnya lebih sedikit, bahkan ada yang dihapus sama
               sekali. Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal
               mengatakan pengubahan dan penghapusan pasal-pasal terkait PHK di atas akan
               mengakibatkan buruh lebih gampang dipecat.

               Pengusaha, misalnya, tak perlu bersitegang dengan serikat. Pemerintah juga tak
               perlu lagi bersusah payah "mengusahakan agar jangan terjadi pemutusan hubungan
               kerja." RUU Cilaka juga mempermudah pengusaha mem-PHK pekerja karena ia
               memperluas jenis-jenis PHK yang bisa dilakukan tanpa perundingan.

               "Jika dalam UU 13/2003 jenis PHK yang bisa dilakukan tanpa izin hanya mencakup 4
               jenis, dalam RUU Cipta Kerja terdiri dari 8 jenis. Celakanya, PHK tanpa izin bisa
               dilakukan karena perusahaan melakukan efisiensi," kata Iqbal lewat rilis resmi yang
               diterima reporter Tirto, Senin (17/2/2020) pagi.

               Melegitimasi Praktik PHK

               Syarif Arifin dari Lembaga Informasi Perburuhan Sedane mengatakan dalam
               Omnibus Law RUU Cilka praktik PHK yang selama ini dilakukan secara ilegal oleh
               para pengusaha akan mendapatkan legalitas bila RUU ini disahkan.

               "RUU Cilaka ini melegitimasi praktik yang buruk. Sekarang praktik UU nomor 13
               tahun 2003 sangat buruk kemudian dilegitimasi dengan RUU Cilaka ini. Kalau RUU
               ini goal bisa mempercepat dan memperbanyak kejadian PHK," kata dia kepada
               reporter Tirto, Selasa (18/2/2020).

               Dalam UU Nomor 13 tahun 2003 sebelumnya tidak melegitimasi PHK tanpa prosedur
               yang baik. Nantinya di RUU Cilaka akan melegitimasi PHK secara sewenang-wenang
               yang menurutnya sudah dilakukan sejak lima tahun terakhir.

               "Dalam lima tahun terakhir banyak buruh di-PHK dengan alasan pengunduran diri
               atau istilahnya pengunduran diri paksa, atau dalam istilah formalnya buruh diminta
               mengundurkan diri," kata dia.

               Kasus seperti itu, kata dia, banyak sekali di daerah Jakarta, Bogor, Depok,
               Tangerang, dan Bekasi. Sementara kasus lainnya adalah orang di-PHK dengan cara
               pemutusan kontrak kerja.

               "Dengan RUU Cilaka maka akan semakin banyak mendorong PHK," kata dia.











                                                       Page 91 of 185.
   87   88   89   90   91   92   93   94   95   96   97