Page 113 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 2 DESEMBER 2020
P. 113

JUMLAH TENAGA KERJA BERSERTIFIKAT KOMPETENSI 4,9 JUTA ORANG

              Badan  Nasional  Sertifikasi  Kompetensi  (BNSP)  mengemukakan  bahwa  hingga  tahun  2020,
              Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) terlisensi telah mencapai 1.827 LSP, dengan rincian LSP P1
              sebanyak 1.448l; LSP P2 sebanyak 81; dan LSP P3 sebanyak 308.

              Komisioner BNSP Bonardo Aldo Tobing mengatakan saat ini jumlah asesor kompetensi yang
              teregistrasi  sebanyak  41.770  orang  dengan  jumlah  tempat  uji  kompetensi  (TUK)  sebanyak
              15.254 di seluruh Indonesia. Hal ini disampaikan Bonardo mewakili Ketua BNSP, saat membuka
              Rapat Koordinasi LSP Tahun 2020 di Medan, Sumatera Utara, Selasa (1/12). "Sampai saat ini,
              jumlah tenaga kerja bersertifikat kompetensi sebanyak 4.926.635 orang," kata Bonardo dalam
              keterangan pers tertulis kepada wartawan.

              Rakor ini dihadiri peserta yang berasal dari dinas-dinas terkait dan LSP P1 dan P2 di daerah
              Sumatera Utara, Sumatera Barat, Pekanbaru, dan Sumatera Selatan. Sementara peserta yang
              mengikuti  secara  online  sebanyak  100  orang  dari  LSP  P1  dan  P2  daerah  Kepulauan  Riau,
              Bengkulu, Jambi, dan Lampung.

              Bonardo menambahkan sertifikat kompetensi tengah menjadi topik pembicaraan di kalangan
              profesional. Hal itu sebagai akibat perannya yang sangat penting dan strategis di era globalisasi.

              Dengan sertifikasi kompetensi global tersebut, jelas dia, tenaga kerja bebas bekerja di negara
              mana pun asalkan dapat memenuhi standar keterampilan/kompetensi yang telah ditetapkan dan
              dapat dibuktikan dengan kepemilikan sertifikat kompetensi tersebut.

              Ia  mengatakan,  tenaga  kerja  bisa  dikatakan  kompeten  apabila  mencakup  tiga  hal  yaitu
              pengetahuan,  keterampilan,  dan  sikap/perilaku.  Sehingga  tenaga  kerja  diharapkan  dapat
              berkompetensi dengan kompetensi yang ada di industri.

              "Sedangkan industri diharapkan aktif berpartisipasi untuk mengembangkan kompetensi kerja
              dalam dinamika perkembangan teknologi yang sangat cepat," ujar Bonardo.

              Menurutnya, sistem sertifikasi kompetensi dapat digunakan sebagai sarana untuk meningkatkan
              daya  saing  tenaga  kerja  Indonesia  dan  sekaligus  meningkatkan  penghargaan  industri  pada
              tenaga kerja dengan kualifikasi kompetensi tertentu.

              Sertifikasi kompetensi juga dapat digunakan sebagai acuan dalam kebijaksanaan pengembangan
              kompetensi tenaga kerja. Hal ini sebagai pertimbangan dalam penyusunan rencana strategis
              penyusunan  pengembangan  industri  di  Indonesia."Dengan  demikian  dapat  memperkecil  dan
              menghilangkan jarak dan ketidaksesuaian antara tenaga kerja fan industri, serta antara usaha
              dan dunia kerja," terangnya.

              Ia  menyatakan,  pemerintah  bersama  pihak-pihak  terkait  telah  berupaya  menyusun  dan
              menerapkan  standar  kompetensi  kerja  SDM  industri  sesuatu  dengan  tingkat  keahlian  untuk
              menjamin  keberadaab  tenaga  kerja  dalam  negeri  yang  berkualitas.  "Penyusunan  standard
              kompetensi ini mengacu pada berbagai standard baik dari dalam maupun luar negeri, sehingga
              sertifikasi kompetensi yang dihasilkan diharapkan dapat setara dengan kompetensi di negara
              lainnya," ujarnya.











                                                           112
   108   109   110   111   112   113   114   115   116   117   118