Page 44 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 2 DESEMBER 2020
P. 44

Acara Sosialisasi dan Serap Aspirasi pertama dengan tema Public Consultation and Outreach
              regarding: The Implementation of Law 11/2020 on Job Creation, diselenggarakan secara virtual
              pada Senin (30/11/2020). Sekitar 35 Business Chambers/ Councils/ Associations negara mitra
              dagang Indonesia, menghadiri acara sosialisasi tersebut dengan jumlah peserta sebanyak 270
              peserta dari beberapa Chamber of Commerce / Business Council antara lain American Chambers
              of Commerce Indonesia (AmCham Indonesia), United States - ASEAN Business Council (US-ABC),
              European Chamber (EuroCham Indonesia), Indonesia - Australia Business Council (IABC), Swiss
              Business  Hub,  British  Chamber  of  Commerce  (BritCham),  ASEAN  Business  Advisory  Council
              (ASEAN BAC), dll.

              Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan antusiasme Asosiasi
              Bisnis dari negara-negara mitra dagang Indonesia menghadiri acara ini menunjukkan keseriusan
              mereka untuk memahami UU Cipta Kerja, yang nantinya tentu akan mempengaruhi bentuk kerja
              sama bisnis dan investasi di masa yang akan datang.

              Kegiatan sosialisasi membahas sejumlah isu penting dalam beberapa klaster UU Cipta Kerja,
              antara  lain  klaster  terkait  Perpajakan,  Lingkungan  Hidup,  Ketenagakerjaan,  Kemudahan
              Berusaha, dan terkait dengan Daftar Prioritas Investasi.

              Substansi klaster terkait Perpajakan antara lain: Penghapusan PPh Badan; Pengecualian Inbound
              Dividen,  Non  Objek  PPh,  dan  Penyertaan  Modal  dalam  Aset  (imbreng)  tidak  terutang  PPN;
              relaksasi hak Pengkreditan Pajak Masukan bagi Pengusaha Kena Pajak (PKP); pengaturan ulang
              dalam sanksi administrasi pajak dan imbalan bunga; penentuan subjek pajak orang pribadi;
              penerbitan surat tagihan pajak (STP) daluwarsa 5 tahun; pemajakan transaksi elektronik dan
              pencantuman Nomor Induk Kependudukan (NIK) yang tidak memiliki NPWP dalam faktur pajak.

              Untuk  memberi  kemudahan  dalam  memperoleh  persetujuan  lingkungan,  UU  Cipta  Kerja
              mengubah, menghapus, atau menetapkan pengaturan baru atas ketentuan Perizinan Berusaha
              terkait AMDAL, standar dan izin lingkungan dan uji kepatuhan lingkungan sebagaimana diatur
              dalam UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. UU
              Cipta  Kerja  diarahkan  pada  perbaikan  ketentuan  operasional  terkait  sistem  perizinan  yang
              terintegrasi dan penyederhanaan proses persetujuan lingkungan untuk meningkatkan ease of
              doing  business,  dengan  tetap  memenuhi  syarat  perlindungan  lingkungan  sesuai  prinsip  dan
              konsep dasar AMDAL.

              "Acara ini sangat penting, untuk meluruskan persepsi yang sempat beredar di kalangan LSM
              internasional  bahwa  UU  Cipta  Kerja  tidak  pro  lingkungan  hidup.  Pada  kesempatan  ini,  kita
              menegaskan kembali komitmen perlindungan dan manajemen lingkungan hidup," ujar Airlangga.

              Di sektor ketenagakerjaan, target dari UU Cipta Kerja adalah untuk menciptakan kesempatan
              kerja yang lebih luas untuk unemployed workforce, kepastian dan proteksi bagi pekerja/buruh,
              dan asuransi dan perlindungan hak pekerja yang terimbas pemutusan hubungan kerja (PHK).
              UU Cipta Kerja juga diharapkan dapat memperbaiki kemudahan berusaha di Indonesia, dengan
              mempermudah  pengurusan  lisensi  bisnis  melalui  pendekatan  baru  berbasis  risiko  pada
              pengurusan lisensi bisnis. Kemudian, perbaikan dalam hal perizinan dasar antara lain dengan
              mengintegrasikan  dan  menyederhanakan  beberapa  undang-undang  yang  mengatur  lisensi
              dasar.

              "Salah satu perbaikan kemudahan berusaha dilakukan melalui upaya mempermudah pengurusan
              lisensi bisnis, dengan menggunakan pendekatan baru berbasis risiko atau Risk Based Approach.
              Perizinan berbasis risiko dibagi menjadi 3 tingkatan, yakni risiko rendah, menengah dan tinggi,"
              kata Airlangga.




                                                           43
   39   40   41   42   43   44   45   46   47   48   49