Page 176 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 29 SEPTEMBER 2020
P. 176

Menurut Presiden KSPI Said Iqbal, kesepakatan menggelar mogok nasional guna menolak RUU
              yang juga dikenal dengan sebutan Omnibus Law itu diputuskan dalam rapat bersama di Jakarta,
              Minggu (27/8).

              Said  menjelaskan,  rapat  itu  dihadiri  pimpinan  KSPI,  Konfederasi  Serikat  Pekerja  Seluruh
              Indonesia (KSPSI) pimpinan Andi Gani Nena (AGN), serta perwakilan 32 federasi serikat pekerja,
              termasuk Aliansi Gerakan Kesejahteraan Nasional (Gekanas) yang beranggotakan 17 federasi.

              "Dalam mogok nasional nanti kami akan menghentikan proses produksi. Di mana para buruh
              akan keluar dari lokasi produksi dan berkumpul di lokasi yang ditentukan masing-masing serikat
              pekerja di tingkat perusahaan," ujar Said Iqbal dalam keterangan tertulisnya, Senin (28/9).

              Mantan  calon  legislator  Partai  Keadilan  Sejahtera  (PKS)  itu  memerinci,  para  pekserja  akan
              melakukan aksi mogok nasional selama tiga hari mulai 6 Oktober 2020.

              Adapun  hari  terakhir  mogok  nasional  pada  8  Oktober  2020  atau  bersamaan  dengan  sidang
              paripurna di DPR yang beragendakan pengambilan keputusan atas RUU Cipta Kerja.

              Said menegaskan bahwa para pekerja akan melakukan mogok nasional secara konstitusional,
              tertib  dan  damai.  Dasar  hukum  aksi  mogok  itu  ialah  UU  Nomor  9  tahun  1998  tentang
              Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di Muka Umum dan UU Nomor 13 Tahun 2003 tentang
              Ketenagakerjaan.

              "Para buruh tentu akan mengikuti prosedur dari dua undang-undang tersebut," lanjutnya.
              Said  mengklaim  aksi  mogok  nasional  itu  akan  diikuti  sekitar  lima  juta  buruh  dari  ribuan
              perusahaan di 25 provinsi dan 300 kabupaten/kota.

              Menurut Said, RUU Cipta Kerja lebih menguntungkan pengusaha. Misalnya, penggunaan buruh
              kontrak dan alih daya (outsourcing) pada semua jenis pekerjaan tanpa batas waktu.

              Para buruh juga mengkhawatirkan soal pengurangan nilai pesangon. Menurut Said, hendaknya
              perlindungan minimal bagi kaum buruh di UU Ketenagakerjaan tidak dikurangi.

              "Faktanya  Omnibus  Law  mengurangi  hak-hak  buruh  yang  ada  di  dalam  undang-undang
              eksisting," kata Said Iqbal.

              Sebelum  melakukan  mogok  nasional,  kata  Said,  para  buruh  juga  berencana  melakukan  aksi
              unjuk rasa setiap hari mulai tanggal 29 September hingga 8 Oktober 2020.

              "Selain itu, bersama dengan elemen yang lain, buruh juga akan melakukan aksi nasional serentak
              di seluruh Indonesia yang direncanakan tanggal 1 Oktober dan 8 Oktober," ujarnya.

              Said menyatakan, aksi unjuk rasa para buruh itu akan digelar di depan Istana Negara, kantor
              Kementerian Koordinator Perekonomian, kantor Kementerian Ketenagakerjaan dan DPR RI.
              Adapun aksi buruh di daerah akan dipusatkan di kantor gubernur atau DPRD setempat.















                                                           175
   171   172   173   174   175   176   177   178   179   180   181