Page 92 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 28 MEI 2021
P. 92

Menanggapi informasai perihal akan adanya PHK besar-besar di Hero Group, Presiden KSPI Said
              Iqbal  meminta  pimpinan  perusahaan  untuk  merundingkan  permasalahan  ini  dengan  Serikat
              Pekerja Hero Group yang didampingi oleh Dewan Pimpinan Pusat Aspek Indonesia.

              KSPI juga meminta perusahaan untuk memberikan waktu yang cukup kepada serikat pekerja
              dalam melakukan sosialisasi tentang rencana PHK kepada karyawan Giant ini.

              "Perusahaan  jangan  tergesa-gesa  dan  memaksakan  kehendak  terhadap  kasus  PHK  besar-
              besaran di Giant. KSPI bersama ASPEK Indonesia akan mengawal terhadap proses PHK ribuan
              pekerja di Giant," ujar Said dalam keterangan persnya, Kamis (27/5).

              Kepada  pimpinan  perusahaan  Hero  Group  juga  diminta  KSPI  untuk  tetap  mempekerjakan
              karyawan Giant yang ter-PHK tersebut ke unit perusahaan lainnya milik Hero Group, seperti Hero
              Supermaket, Guardian, dan lainnya.

              Apabila ada karyawan Giant yang tidak bisa disalurkan ke unit perusahaan lain milik Hero Group,
              maka perusahaan berkewajiban membayar hak-hak karyawan plus kompensasi lainnya sesuai
              Perjanjian Kerja Bersama (PKB) yang telah disepakati antara pimpinan perusahaan Hero Group
              dengan serikat pekerja.

              "Apabila ada buruh yang tidak disalurkan ke perusahaan lain, KSPI meminta perusahaan tidak
              menggunakan perhitungan pesangon yang diatur dalam Omnibus Law UU Cipta Kerja," kata
              Said.

              Dia menuding, PHK hampir 3.000 buruh ini menunjukkan bahwa omnibus law UU Cipta Kerja No
              11 Tahun 2020 khususnya klaster ketenagakerjaan tidak sesuai dengan penjelasan para Menteri.
              Sebab selama ini pemerintah mengatakan bahwa omnibus law akan membuka lapangan kerja
              baru, mendatangkan investasi, dan lainnya.

              "Fakta  di  lapangan  menjelaskan,  justru  investor  yang  ada  malah  menarik  investasinya  dari
              Indonesia," tegasnya.

              Berdasarkan catatan KSPI, ancaman PHK besar-besaran juga terjadi di beberapa perusahaan
              lain.  Seperti  di  maskapai  penerbangan  Garuda  Indonesia,  beberapa  perusahaan  di  Bekasi
              dikabarkan  tutup,  hingga  PT  Sri  Rejeki  Isman  Tbk  (Grup  Sritex)  terjerat  kasus  Penundaan
              Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU). Apabila Grup Sritex ini benar-benar bangkrut dan tutup,
              juga berpotensi menyebabkan ribuan PHK. (OL-13).






























                                                           91
   87   88   89   90   91   92   93   94   95   96   97