Page 23 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 10 JUNI 2021
P. 23

Sedangkan, jumlah penyandang disabilitas yang bekerja sebanyak 7,57 juta orang dan jumlah
              pengangguran  terbuka  penyandang  disabilitas  sebesar  247  ribu  orang  dengan  Tingkat
              Pengangguran Terbuka (TPT) sebesar 3 persen.

              Andri menilai, rendahnya partisipasi di sektor industri, dipengaruhi oleh beberapa permasalahan
              seperti  tidak  tersedianya  aksesibilitas  di  lingkungan  kerja,  kesenjangan  sosial,  dan  pelatihan
              pendidikan yang tidak inklusif.

              Sementara,  dari  sisi  pendidikan  angkatan  kerja  penyandang  disabilitas  ini  masih  didominasi
              dengan  tingkat  pendidikan  rendah.  Sebagian  besar  penyandang  disabilitas  berpendidikan
              Sekolah Dasar (SD). Tercatat, sebanyak 72,3 persen tamatan atau bahkan tidak pernah/lulus
              SD.  Untuk  mendukung  penyediaan  lapangan  kerja  untuk  penyandang  disabilitas,  paparnya,
              Pemprov DKI sudah mengeluarkan payung hukum.

              Antara  lain,  Peraturan  Daerah  (Perda)  Provinsi  DKI  Jakarta  Nomor  10  Tahun  2011  tentang
              Perlindungan Penyandang Disabilitas. Selain itu, Peraturan Gubernur Nomor 107 Tahun 2014
              tentang Penyedia PJLP Penyandang Disabilitas. Aturanaturan ini merupakan perwujudan dari
              amanah Dasar Negara Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Pasal 27 ayat 2 tahun 1945.
              Landasan  kebijakan program  ini  juga  tertuang dalam  Undang-Undang Nomor  8  Tahun  2016
              tentang Penyandang Disabilitas.

              Pasal penting yang terkait upaya memperkuat pemenuhan hak atas pekerjaan bagi penyandang
              disabilitas di antaranya adalah Pasal 53 Ayat (1) dan Ayat (2) Undang-Undang Nomor 8 tahun
              2016 mewajibkan Pemerintah, Pemerintah Daerah, BUMN, dan BUMD mempekerjakan paling
              sedikit 2 persen penyandang disabilitas. Dan, mewajibkan perusahaan swasta mempekerjakan
              paling sedikit 1 persen penyandang disabilitas dari jumlah pegawai atau pekerja.

              “Untuk memberikan kesempatan kerja bagi penyandang disabilitas perlu keterlibatan dan kerja
              kolaboratif seluruh pemangku kebijakan. Baik dalam lingkup nasional maupun lingkup-lingkup
              regional provinsi dan kabupaten/ kota,” pungkasnya.

              Peneliti dari Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta, Inaya Lutfiani mengatakan, berdasarkan
              hasil observasi, penyandang disabilitas. Salah satunya tunanetra dalam kehidupan sehari-hari
              seperti terasingkan dari pekerjaan.

              Padahal,  aksesibilitas  pada  konteks  ketenagakerjaan,  khususnya  hak  atas  pekerjaan  dapat
              dimaknai  sebagai  tahap  penyandang  disabilitas  memperoleh  akses  mengenai  informasi
              pekerjaan secara terbuka, luas, dan tanpa adanya diskriminasi.

              “Sudah  jelas  aturan  mengenai  pekerjaan  bagi  penyandang  disabilitas  yang  dibuat  oleh
              pemerintah.  Yaitu  terlihat  dengan  adanya  Undang-Undang  Nomor  8  Tahun  2016  Tentang
              Penyandang  Disabilitas  pada  bagian  keempat  mengenai  Pekerjaan,  Kewirausahaan,  dan
              Koperasi,” tulis Inaya dalam penelitiannya.

              Dia menambahkan, pasal 53 Undang-Undang Tentang Penyandang Disabilitas, disebutkan (1)
              Pemerintah, Pemerintah Daerah, Badan Usaha Milik Negara, dan Badan Usaha Milik Daerah wajib
              mempekerjakan paling sedikit 2 persen penyandang disabilitas dari jumlah pegawai atau pekerja.


              Pasal  2,  perusahaan  swasta  wajib  mempekerjakan  paling  sedikit  1  persen  (satu  persen)
              Penyandang Disabilitas dari jumlah pegawai atau pekerja.

              Bahkan lebih tegas pula diatur kuota untuk memberi kesamaan kesempatan bagi penyandang
              disabilitas. Peraturan tentang kuota diatur secara jelas dalam Peraturan Pemerintah Nomor 43
              Tahun 1998 Tentang Upaya Peningkatan Kesejahteraan Sosial Penyandang Disabilitas.




                                                           22
   18   19   20   21   22   23   24   25   26   27   28