Page 115 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 24 MARET 2021
P. 115

"Kita harus pastikan program JPK tepat sasaran. Oleh karena itu, integrasi data dibutuhkan sebab
              salah satu syarat penerima program JKP adalah pekerja yang terdaftar sebagai peserta BPJS
              Ketenagakerjaan,"  kata  Ida  saat  menerima  audiensi  Dewan  Pengawas  dan  Direksi  BPJS
              Ketenagakerjaan di kantor Kemenaker, Selasa (23/3).

              Ida mengatakan, dengan adanya integrasi data, pemerintah segera menggulirkan program JKP
              melalui  BPJS  Ketenagakerjaan.  Nantinya,  manfaat  JKP  akan  diberikan  kepada  pekerja  yang
              terkena pemutusan hubungan kerja (PHK).

              "Adapun bentuk penerima manfaat program JKP berupa uang tunai, akses informasi pasar kerja,
              dan pelatihan kerja," ucap Ida.

              Dalam kesempatan tersebut, Ida juga menjabarkan berbagai hal untuk mengoptimalkan sinergi
              Kemenaker dan BPJS Ketenagakerjaan.

              , integrasi data kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan dan Kemenaker dalam implementasi Program
              JKP dan operasional sistem informasi pasar kerja di Kemenaker.

              , BPJS Ketenagakerjaan wajib melaporkan perkembangan dan dinamika pengelolaan program
              jaminan sosial secara periodik bulanan () kepada Kemenaker.

              , dalam rangka perluasan dan pembinaan kepesertaan serta penegakan hukum, perlu dilakukan
              kembali Koordinasi Fungsional (KF) antara BPJS Ketenagakerjaan dan Kemenaker dari tingkat
              pusat sampai ke daerah yang melibatkan mediator, pengawas, pengantar kerja, wasrik BPJS,
              dan dinas daerah.

              ,  kerjasama  BPJS  Ketenagakerjaan  dan  Polteknaker  baik  dalam  bidang  akademis  maupun
              nonakademis.

              , kepesertaan dan manfaat bagi pekerja migran Indonesia (PMI) perlu ditingkatkan dan diatur
              pelaksanaannya di luar negeri (negara lain).

              Sementara  itu,  Ketua  Dewan  Pengawas  BPJS  Ketenagakerjaan,  Muhammad  Zuhri
              mengemukakan rencana kerja pihaknya untuk lima tahun ke depan. Rencana kerja itu berisi 3
              pilar dan 6 lompatan.

              Tiga pilar yang dimaksud Zuhri yaitu memastikan dan mendorong semua program dan kegiatan
              dapat meningkatkan dan kemaslahatan. Kemudian, memastikan penyelenggaraan jaminan sosial
              ketenagakerjaan dilakukan dengan berprinsip tata kelola yang baik sebagaimana termaktub di
              Perpres 25 Tahun 2020 tentang Tata Kelola BPJS Ketenagakerjaan.

              Serta memastikan agar pengelolalaan bisa dilakukan dengan pendekatan-pendekatan yang sehat
              dan normal.

              Sementara  enam  lompatan  rencana  kerja  Dewas  BPJS  Ketenagakerjaan  meliputi  mendorong
              peningkatan kepesertaan yang berbasis sinkronisasi data; mendorong terus perbaikan layanan
              dengan pendekatan strategis, efisiensi, dan dukungan IT; memperhatikan risiko operasional dan
              investasi yang mempengaruhi kesejahteraan keuangan program BPJS Ketenagakerjaan.

              "Kami  juga  mendorong  pemenuhan  standar  pelaksanaan  operasional  BPJS  Ketenagakerjaan
              sesuai dengan tata kelola yang baik dan performance yang baik; menindaklanjuti rekomendasi
              baik itu dari internal maupun eksternal; dan mendorong agar percepatan penyelesaian gap atau
              jarak regulasi dengan implementasi operasional," ujar Zuhri.




                                                           114
   110   111   112   113   114   115   116   117   118   119   120