Page 12 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 18 NOVEMBER 2020
P. 12

BERSIAP UPAH TAK BERTAMBAH

              Pekerja dianjurkan membuat perencanaan keuangan agar penghasilan yang diperoleh cukup
              untuk kebutuhan hidup.

              Sudah lima bulan terakhir Wisnu Yoga terpaksa mengencangkan ikat pinggang karena gajinya
              dipotong  oleh  perusahaannya.  Pemotongan  penghasilan  itu  terkait  dengan  pendapatan
              perusahaan yang menyusut drastis setelah muncul wabah Coronavirus Disease 2019 (Covid-19).

              Tahun  depan,  perusahaannya  memastikan  tidak  akan  ada  kenaikan  gaji.  Bahkan,  menurut
              rencana, justru pemotongan gaji itu akan berlanjut. Sebab, sampai saat ini belum jelas kapan
              pandemi akan berakhir.

              Dengan alasan itulah, Wisnu perlu mengatur keuangan secara ketat agar gajinya bisa mencukupi
              kebutuhan hidupnya dalam sebulan. Dia harus menghitung matang setiap pengeluaran. Apalagi
              karyawan swasta berusia 28 tahun itu tengah mengikuti pendidikan pasca-sarjana. "Pengeluaran
              biaya indekos dan kuliah kan enggak bisa ditawar," ujar dia, kemarin.

              Menurut Wisnu, pengeluaran untuk entertainment sudah dicoret dari daftar pengeluaran. Ia juga
              memilih memasak sendiri supaya lebih hemat. "Kalau dulu nongkrong, ngopi, nonton, sekarang
              enggak usah dulu," ujarnya.

              Pemerintah  memutuskan  tidak  akan  ada  kenaikan  upah  minimum  pada 2021.  Keputusan itu
              tertuang dalam surat edaran Menteri Ketenagakerjaan RI Nomor M/11/HK.04/ X/2020 tentang
              Penetapan Upah Minimum Tahun 2021 pada Masa Pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-
              19).  Menteri.  Ketenagakerjaan  Ida  Fauziyah  meminta  kepala  daerah  masing-masing  provinsi
              menyesuaikan ketentuan tentang upah minimum tersebut.

              Keputusan pemerintah ini didasarkan pada kondisi perekonomian nasional yang merosot akibat
              adanya  pandemi  Covid-19.  Pemerintah  juga  memperhatikan  kemampuan  perusahaan  dalam
              memenuhi hak pekerja ataupun buruh, termasuk dalam membayar upah.

              Namun  sejumlah  organisasi  buruh  memprotes  keputusan  itu.  Di  Bekasi,  misalnya.  Kemarin,
              Serikat  Pekerja  Seluruh  Indonesia  (SPSI)  menggelar  unjuk  rasa  di  depan  Kantor  Dinas
              Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Kota Bekasi di Jalan Ahmad Yani. Mereka tetap menuntut
              kenaikan upah. Apalagi ada sejumlah daerah yang telah memutuskan untuk menaikkan UMP,
              seperti Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan DKI Jakarta.

              "Aksi hari ini untuk pengawalan dewan pengupahan yang sedang berunding tentang UMK," kata
              Sekretaris DPC Konfederasi SPSI Bekasi, Fajar Winamo. Menurut Fajar, nilai kenaikan upah itu
              bisa disesuaikan dengan situasi pandemi saat ini. "Saat ini situasinya berbeda dibanding tahun-
              tahun sebelumnya. Karena itu, kami akan mengikuti hasil perundingan."

              Selain di Bekasi, unjuk rasa terjadi di depan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta.
              Sekitar 500 buruh dan pelajar mengkritik keputusan pemerintah yang tidak menaikkan upah.

              Perencana  keuangan  dari  Financial  Consulting,  Eko  Endarto,  mengatakan  pandemi  memang
              membuat  ekonomi  berubah.  Kebijakan  pembatasan  sosial  berskala  besar  (PSBB)  membuat
              banyak perusahaan terpaksa merumahkan ataupun memotong gaji pekerjanya.

              Tuntutan kenaikan gaji akan sulit dipenuhi karena kondisi keuangan perusahaansedangmerosot.
              Karena  itu,  ada  baiknya  karyawan  membuat  perencanaan  keuangan  agar  penghasilan  yang
              diperoleh dapat mencukupi kebutuhan hidup.






                                                           11
   7   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17