Page 174 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 18 NOVEMBER 2020
P. 174
para PMI yang dibebaskan adalah wanita berumur antara 35 sampai 58 tahun. Polisi juga
melakukan penangkapan terhadap agen tersebut yang juga seorang wanita dengan tuduhan
TPPO," seperti dikutip dari laman resmi Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Selasa (17/11/2020).
Upaya itu merupakan tindak lanjut dari aduan Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) Kabupaten
Sambas, Kalimantan Barat pada 5 November 2020 terkait dugaan 14 pekerja migran Indonesia
(PMI) yang menjadi korban praktik Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) tersebut.
Seluruh PMI yang merupakan perempuan itu diduga mengalami penyekapan dan penganiayaan
oleh seorang agen penyalur yang merupakan warga Sarawak di Miri. Lantaran itu, pada 14
November lalu, KJRI Kuching bekerja sama dengan kepolisian Kota Miri menindaklanjuti dan
mengungkap aduan tersebut.
KJRI Kuching selanjutnya bertindak cepat berkoordinasi dengan kepolisian Sarawak dan
kepolisian Kota Miri untuk mengumpulkan data-data dan bukti-bukti terkait adanya TPPO. Pihak
konsulat juga melakukan komunikasi dengan pihak-pihak terkait termasuk dengan sebagian
korban untuk mendapatkan kejelasan keberadaan dan kondisi yang sebenarnya.
Saat kasus tersebut terungkap, ternyata hanya ditemukan delapan WNI yang disekap.
Sementara, enam orang lainnya dikabarkan sudah kembali ke Tanah Air. "PMI yang berhasil
diselamatkan hanya ada delapan orang, sedangkan sisanya menurut tersangka sudah
dipulangkan ke Indonesia. Saat ini, kedelapan orang WNI tersebut dalam perlindungan dan
diamankan oleh pihak kepolisian kota Miri untuk membantu penyelidikan lebih lanjut," terang
Kemlu.
Kemlu melalui KJRI Kuching menyatakan akan terus berkoordinasi dengan pihak kepolisian serta
memastikan penyelesaian kasus ini dan terus memberikan bantuan dan perlindungan kepada
seluruh PMI tersebut.
(zik).
173