Page 97 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 18 NOVEMBER 2020
P. 97

Ringkasan

              Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) terus mensosialisasikan Undang-Undang Nomor 11
              Tahun 2020 tentang Cipta Kerja, Kluster Ketenagakerjaan. Kali ini, sosialisasi dilakukan di Hotel
              Ciputra,  Jakarta  Barat,  Selasa  (17/11),  kepada  pengawas  dan  stakeholder  mitra  pengawas
              ketenagakerjaan guna memiliki pemahaman yang sama.

              Dirjen Binwasnaker dan K3, Haiyani Rumondang, mengatakan, UU Cipta Kerja telah mengubah,
              menghapus, atau menetapkan pengaturan baru terhadap beberapa ketentuan yang telah berlaku
              dan ada saat ini.



              KEMNAKER SOSIALISASI UU CIPTA KERJA KE PENGAWAS DAN MITRA
              KETENAGAKERJAAN
              Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) terus mensosialisasikan Undang-Undang Nomor 11
              Tahun 2020 tentang Cipta Kerja, Kluster Ketenagakerjaan. Kali ini, sosialisasi dilakukan di Hotel
              Ciputra,  Jakarta  Barat,  Selasa  (17/11),  kepada  pengawas  dan  stakeholder  mitra  pengawas
              ketenagakerjaan guna memiliki pemahaman yang sama.

              Dirjen Binwasnaker dan K3, Haiyani Rumondang, mengatakan, UU Cipta Kerja telah mengubah,
              menghapus, atau menetapkan pengaturan baru terhadap beberapa ketentuan yang telah berlaku
              dan ada saat ini.
              "Meliputi  Undang-Undang  Nomor  13  Tahun  2003  tentang  Ketenagakerjaan;  Undang-Undang
              Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional; Undang-Undang Nomor 24 tahun
              2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial; dan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2017
              tentang Pelindungan Pekerja Migran Indonesia," katanya.
              Menurut Haiyani, perubahan ketentuan ketenagakerjaan yang terdapat dalam UU Cipta Kerja
              akan mempengaruhi pelaksanaan pengawasan ketenagakerjaan.

              "Oleh  karena  itu,  perlu  dilakukan  sosialisasi  agar  terdapat  pemahaman  yang  sama,  baik  di
              internal pengawasan ketenagakerjaan, maupun stakeholder mitra pengawas ketenagakerjaan,
              dalam  melaksanakan  fungsi  pengawasan  ketenagakerjaan.  Sehingga  fungsi  pengawasan
              ketenagakerjaan  dapat  berjalan  dengan  baik,  meskipun  belum  terdapat  peraturan
              pelaksanaannya," ujarnya.
              "Keberhasilan  kegiatan  pengawas  ketenagakerjaan  di  dalam  mengawasi  dan  menegakkan
              pelaksanaan peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan di perusahaan, tidak terlepas dari
              peran stakeholder mitra pengawas ketenagakerjaan," tambah Haiyani.

              Selain  pengawas  ketenagakerjaan,  sambungnya,  mitra  tersebut  merupakan  pihak  yang
              berhubungan  langsung  dengan  perusahaan,  pengusaha,  maupun  pekerja/buruh.  Mereka
              menjadi pihak pertama yang akan menjadi tempat konsultasi dan penasehatan teknis terkait
              permasalahan ketenagakerjaan, tidak terkecuali substansi yang terdapat dalam UU Cipta kerja,
              terutama kluster ketenagakerjaan.

              "Oleh  karena  itu,  perlu  mempersiapkan  diri  dengan  memahami  isi  substansi  kluster
              ketenagakerjaan Undang-Undang Cipta Kerja, sehingga dapat memberikan pemahaman yang
              utuh kepada masyarakat, terutama masyarakat industri," ucap Haiyani.
              Sementara Sesditjen PHI dan Jamsos, Adriani, mengemukakan sejumlah urgensi UU Cipta Kerja.
              Di antaranya UU Cipta Kerja bertujuan untuk merespon dinamika ekonomi global secara cepat



                                                           96
   92   93   94   95   96   97   98   99   100   101   102