Page 49 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 3 SEPTEMBER 2020
P. 49

MENAKER: RESPONSIF TERHADAP PERUBAHAN, KUNCI USAHA TERHINDAR
              DISRUPSI EKONOMI
              Revolusi digital telah memaksa dunia usaha melakukan transformasi, yakni transformasi dari
              pola-pola  lama beralih  kepada  pola-pola  baru  sebagai  respons  atas tuntutan  perubahan  dan
              persaingan. Kepekaan terhadap perubahan tersebut sangat diperlukan.

              "Hanya dengan langkah-langkah cepat beradaptasi dan responsif terhadap perubahan, dunia
              usaha akan terhindar dari disrupsi ekonomi," kata Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah saat
              memberikan  keynote speaker  pada Webinar Peluncuran dan Bedah Buku "Pola Kerja Kemitraan
              Di Era Digital", Rabu (2/9/2020).

              Turut  menjadi  penanggap  pada  peluncuran  buku  tersebut  Anggota  DPR  RI,  Arzeti  Bilbina;
              Anggota  Dewan  Pengawas  BPJS  Ketenagakerjaan,  M.  Aditya  Warman;  Deputi  Bidang
              Infrastruktur  Usaha  Kementerian  Koperasi  dan  UKM,  Eddy  Satriya;  dan  Direktur  Angkutan
              Multimoda Ditjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan, Ahmad Yani.
              Menaker Ida mencontohkan bagaimana merek dagang besar seperti Nokia, Kodak, dan Yahoo,
              kalah bersaing karena terlambat dalam merespons perubahan. Sebaliknya, sambungnya, brand
              yang memiliki kesadaran memanfaatkan revolusi digital dan prinsip-prinsip ekonomi kemitraan,
              seperti  Facebook,  Alibaba,  Gojek,  dan  Zoom  membuatnya  menjelma  menjadi  brand-brand
              raksasa dan mengalahkan raksasa bisnis yang sudah berumur puluhan tahun.

              Ia juga mengemukakan, revolusi digital, baik yang dibawa oleh revolusi industri 4.0 maupun
              revolusi 5.0 memaksa dunia usaha melakukan transformasi dari old industry yang konvensional,
              menjadi new industry yang responsif terhadap kehendak perubahan.

              "Jika pola bisnis konvensional bertumpu pada penguasaan aset, padat modal, dan eksplorasi
              sumber  daya  alam,  tidak  demikian  halnya  dengan    new  industry    yang  bertumpu  pada
              penguasaan  teknologi  informasi,  big  data,    artificial  intelligence    ,  kerja-kerja  inovatif  serta
              berkembang dengan sistem ekonomi kemitraan," terangnya.

              Ia menilai, pesatnya pertumbuhan platform digital di Indonesia menunjukkan bahwa ekonomi
              digital tumbuh pesat di negeri ini. Sebagai sebuah tren baru yang berkembang begitu pesat, dan
              terkait dengan hajat hidup orang banyak, tentu harus diimbangi dengan tata kelola yang baik.
              "Tata  kelola  tersebut  baik  yang  terkait  dengan  relasi  kemitraan  maupun  jaminan  atau
              perlindungan sosial lainnya," ucapnya.

              Menurutnya,  buku  "Pola  Kerja  Kemitraan  Di  EraDigital"  sangat  pantas  dijadikan  referensi,
              khususnya bagi perusahaan aplikasi dan pelaku bisnis dalam mengembangkan skala ekonomi
              yang  lebih  luas.  Sementara  bagi  pemerintah,  telaah  dan  kajian  yang  disajikan  dalam  buku
              tersebut akan menjadi bahan masukan dalam penyusunan regulasi terkait pola kerja kemitraan,
              khususnya  pada  sektor  transportasi  roda  dua  berbasis  online,  yang  sampai  saat  ini
              keberadaannya belum dilegalkan.

              Ia memandang, fenomena ekonomi kemitraan masih menjadi pilihan realistis dalam membangun
              dan mengembangkan suatu usaha. Inovasi yang digagas dan dikembangkan generasi milenial
              diakui mampu memperluas kesempatan kerja sekaligus menjadi stimulus pertumbuhan ekonomi
              nasional maupun daerah. Sementara penulis buku "Pola Kerja Kemitraan Di Era Digital", Endang
              Yuniastuti, menyatakan bahwa revolusi industri 4.0 mengakibatkan pergeseran dalam proses
              produksi dari konvensional menjadi digital.

              Kondisi  tersebut  juga  disebutnya  mengakibatkan  pergeseran  dalam  pola  kerja  yang  semula
              menggunakan konsep hubungan kerja bergeser menjadi pola kerja kemitraan, dan pergeseran
              kepemilikan  ekonomi  dari  yang  semula  konsep  kepemilikan  tunggal  dalam  usaha  bergeser
                                                           48
   44   45   46   47   48   49   50   51   52   53   54