Page 172 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 10 SEPTEMBER 2020
P. 172

Aturan itu merelaksasi kewajiban pemberi kerja dalam pembayaran iuran Jaminan Kecelakaan
              Kerja, Iuran Jaminan Kematian dan Iuran Jaminan Pensiun.
              Relaksasi penundaan iuran tersebut berlaku mulai Agustus 2020 hingga Januari 2021.

              Skema relaksasi yang diberikan pemerintah yakni adanya potongan iuran sebesar 99% kepada
              iuran Jaminan Kecelakaan Kerja, iuran Jaminan Kematian dan iuran Jaminan Pensiun. Dengan
              begitu, peserta hanya membayarkan iurannya sebesar 1% di masing-masing program jaminan
              tersebut.

              Adapun  syarat  untuk  memanfatkan  fasilitas  relaksasi  tersebut,  pada  peserta  yang  aktif  dan
              terdaftar dalam program Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian perlu melunasi lebih
              dulu tagihannya hingga Juli 2020. Sedangkan bagi peserta baru, maka perlu membayar iuran
              selama 2 bulan pertama secara penuh sebelum bisa menikmati relaksasi tersebut.

              Kepada peserta Jaminan Pensiun yang ingin menikmati relaksasi tersebut perlu melunasi iuran
              hingga Juli 2020 dan kemudian mengajukan permohonan kepada BPJamsostek. Khusus bagi
              penyedia jasa konstruksi yang telah menjadi peserta, cukup membayar 1% dari sisa tagihan
              iuran. Dan peserta baru harus membayar 50,5% dari penetapan iuran.

              Relaksasi iuran itu diberlakukan dengan membagi klasifikasi usaha, pada perusahaan mikro dan
              kecil, perlu untuk mengajukan ke BPJamsostek dan akan langsung disetujui. Sedangkan untuk
              perusahaan besar dan menengah, perlu melampirkan data penurunan omzet lebih dari 30%.

              Relaksasi juga diberikan dalam bentuk waktu jatuh tempo pembayaran iuran yang semula jatuh
              pada  tanggal  15  menjadi  tanggal  30  di  bulan  berikutnya.  Pun  demikian  dengan  denda
              keterlambatan membayar iuran yang semula 2% melalui PP 49/2020 hanya 0,5%.


              Menteri  Ketenagakerjaan  Ida  Fauziyah  dalam  sambutannya  di  acara  sosialisasi  PP  49/2020
              menyebutkan, meski diberlakukan keringanan pembayaran iuran dan penundaan, manfaat yang
              diterima oleh peserta akan tetap berlaku sama seperti sebelumnya.

              "Dengan  penyesuaian  ini,  hak  peserta  untuk  memperoleh  manfaat  jaminan  sosial  tetap
              dilaksanakan  sesuai  dengan  ketentuan  perundang-undangan,  yang  direlaksasi  itu  iurannya,
              manfaatnya tidak direlaksasi," tuturnya.

              Di kesempatan yang sama Ketua DPN Apindo bidang Jaminan Sosial Dipa Susila mneyatakan,
              kebijakan relaksasi iuran Jaminan Ketenagerjaan sedianya telah dinanti oleh dunia usaha kala
              pandemi mulai merebak di Tanah Air pada April 2020.

              "Relaksasi iuran BPJamsostek ini sudah kita tunggu sejak awal masa pandemi, karena secara
              umum kemampuan dunia usaha terbatas. Kebijakan ini menjadi angin segar bagi dunia usaha
              dalam  menjalankan  usahanya  dan  dapat  mencegah  PHK  yang  akhirnya  meningkatkan
              pengangguran.  Diperkirakan  dampak  ekonomi  dari  pandemi  ini  belum  selesai  di  2020  dan
              berlanjut di 2021, kami berharap program ini dipertahankan hingga 2021 atau lebih," terangnya.

              Sementara Direktur Utama BPJamsostek Agus Susanto menilai, aturan yang dimuat dalam PP
              49/2020 merupakan kabar gembira yang dinanti oleh dunia usaha dan pekerja di Indonesia. Dia
              bilang, melalui relaksasi yang diberikan pemerintah diharapkan dunia usaha dapat berkurang
              bebannya.

              Ia juga memastikan, kebijakan relaksasi dan penundaan iuran tidak akan mengganggu arus uang
              di BPJamsostek. "Kami concern untuk menjaga ketahanan dana, kami sudah perhitungkan. Kami
              sudah mengatur  cashflow  nya, sejak April sudah kita jaga bila nanti tidak ada iuran yang masuk.
              PP ini insya Allah tidak mengganggu likuiditas kami dan kami siap mengimplementasikan seluruh
              keputusan dan kebijakan dari PP 49/2020 ini," pungkas Agus. (E-1).

                                                           171
   167   168   169   170   171   172   173   174   175   176   177