Page 195 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 10 SEPTEMBER 2020
P. 195

Judul               Data Penerima Subsidi Upah Diminta Dipadankan dengan SPT Pajak
                Nama Media          analisadaily.com
                Newstrend           Santunan Pegawai Swasta
                Halaman/URL         https://analisadaily.com/berita/baca/2020/09/09/1009293/data-
                                    penerima-subsidi-upah-diminta-dipadankan-dengan-spt-pajak/
                Jurnalis            redaksi
                Tanggal             2020-09-09 15:33:22
                Ukuran              0
                Warna               Warna
                AD Value            Rp 7.500.000
                News Value          Rp 22.500.000
                Kategori            Kementerian Ketenagakerjaan
                Layanan             Korporasi
                Sentimen            Positif



              Ringkasan

              Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata (kiri) didampingi Jubir KPK, Ali Fikri (kanan) memberikan
              keterangan. (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/wsj)  Jakarta -  Komisi Pemberantasan Korupsi
              (KPK) meminta agar data penerima bantuan subsidi upah Rp 600 ribu dipadankan dengan data
              Surat Pemberitahuan (SPT) Pajak.



              DATA PENERIMA SUBSIDI UPAH DIMINTA DIPADANKAN DENGAN SPT PAJAK

              Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata (kiri) didampingi Jubir KPK, Ali Fikri (kanan) memberikan
              keterangan. (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/wsj)  Jakarta -  Komisi Pemberantasan Korupsi
              (KPK) meminta agar data penerima bantuan subsidi upah Rp 600 ribu dipadankan dengan data
              Surat Pemberitahuan (SPT) Pajak.

              Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengatakan, agar data valid, apakah benar perusahaan
              melaporkan pajaknya untuk pegawai yang upahnya di bawah Rp 5 juta per bulan.

              Program subsidi upah itu diluncurkan pada 27 Agustus 2020, yaitu bantuan senilai Rp2.4 juta
              untuk empat bulan bagi pekerja yang gajinya di bawah Rp 5 juta per bulan.

              Penyalurannya dibagi dua, yaitu Rp1.2 juta untuk dua bulan pertama, dan pencairan selanjutnya
              di dua bulan berikutnya juga senilai Rp1.2 juta.

              Terdapat 15.7 juta orang yang ditargetkan menjadi penerima bantuan. Syaratnya, WNI yang
              dibuktikan  kepemilikan  Nomor  Induk  Kependudukan  (NIK),  terdaftar  sebagai  peserta  BPJS
              Ketenagakerjaan dan aktif membayar iuran sampai Juni 2020, mendapat gaji/upah di bawah Rp
              5 juta serta memiliki rekening bank aktif.

              Selanjutnya, KPK juga meminta agar Kementerian Ketenagakerjaan memadankan data dari BPJS
              Ketenagakerjaan dengan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) Kementerian Sosial.

              "Apakah  pegawai-pegawai  yang  menerima  ini,  juga  menerima  batuan  langsung  tunai  dari
              Kemensos," kata Alexander dalam konferensi pers bersama dengan Menteri Ketenagakerjaan
              Ida Fauziyah, di Gedung KPK dilansir dari  Antara  , Rabu (9/9).
                                                           194
   190   191   192   193   194   195   196   197   198   199   200