Page 48 - e- KLIPING KETENAGAKERJAAN 10 AGUSTUS 2020
P. 48

Ia mengatakan, angka tenaga kerja terdampak di Jabar merupakan yang terbesar dibandingkan
              dengan provinsi lain di Indonesia. "Data ini sudah di-cleansing dengan BPJS Ketenagakerjaan
              sehingga tercatat by name by address," tutur Ida.

              Rinciannya,  pekerja  formal  yang  dirumahkan  mencapai  162.000  orang  dan  yang  mengalami
              pemutusan  hubungan  kerja  (PHK)  mencapai  107.000  orang.  Sementara  itu,  pekerja  sektor
              informal  yang  terdampak  73.000  orang.  "Para  pekerja  yang  terdata  akan  menjadi  target
              penerima kartu Prakerja gelombang berikutnya yang dimulai Agustus," ujar Ida.

              Banyaknya  jumlah  tenaga  kerja  yang  terdampak  pandemi  Covid-19  tersebut,  menurut  dia,
              membuat tantangan pembangunan ketenagakerjaan di Jabar menjadi lebih kompleks. Pasalnya,
              sejak sebelum pandemi Jabar juga dihadapkan pada sejumlah persoalan ketenagakerjaan.

              Salah  satunya  adalah  profil  penduduk  berkerja  yang  mayoritas  mencapai  56%  masih
              berpendidikan SMP ke bawah. Tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Jabar juga menempati
              peringkat  kedua  secara  nasional.  Data  Badan  Pusat  Statistik  (BPS)  Febuari  2020,  jumlah
              pengangguran di Jabar 1,87 juta orang. TPT Jabar 7,69%. Sementara itu, tingkat partisipasi
              angkatan kerja (TPAK) tercatat 65,97%. Angka tersebut masih berada di bawah TPAK Nasional
              69,17%.

              Jabar juga merupakan provinsi dengan jumlah penduduk usia kerja (PUK) dan angkatan kerja
              (AK) terbesar di Indonesia. Jumlah PUK Jabar 36,8 juta orang dan AK 24,3 juta orang. "Data ini
              menunjukkan bahwa masih banyak pekerjaan rumah pemerintah di bidang ketenagakerjaan di
              Jabar," ucap Ida.

              Kendati  demikian,  menurut  dia,  besarnya  tantangan  kondisi  ketenagakerjaan  Jabar  yang
              ditambah  dengan  dampak  pandemi  Covid-19,  jangan  membuat  masyarakat  putus  asa  dan
              menyerah dengan. Ia mengatakan, keadaan tersebut justru harus membuat semua pihak bekerja
              lebih keras untuk mengakselerasi pemulihan dampak pandemi. "Pemerintah melalui program
              Pemulihan Ekonomi Nasional juga terus berupaya meringankan beban masyarakat, termasuk
              pekerja ter-PHK," ujarnya.
              Untuk  korban  PHK,  menurut  dia,  pemerintah  menggulirkan  berbagai  stimulus,  termasuk
              menyalurkan berbagai bantuan sosial bagi para korban PHK. Bantuan digulirkan, baik melalui
              Program  Keluarga  Harapan,  Kartu  Sembako,  hingga  bantuan  sosial  tunai.  (Ai  Rika  Rachma-
              wati)*##





























                                                           46
   43   44   45   46   47   48   49   50   51   52   53