Page 24 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 17 DESEMBER 2020
P. 24

REALISASI BANTUAN SUBSIDI UPAH CAPAI 93,94 PERSEN

              Pemerintah terus mendorong pemulihan ekonomi nasional akibat dampak pandemi COVID-19.
              Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan pemberian Bantuan Subsidi Gaji/Upah (BSU)
              kepada pekerja atau buruh. Program ini diharapkan mampu menyokong perekonomian pekerja
              sehingga meningkatkan daya beli dan konsumsi rumah tangga sekaligus menggerakkan roda
              perekonomian nasional.

              Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah mengungkapkan, hingga 14 desember 2020, realisasi
              bantuan subsidi upah atau BSU telah menyentuh mencapai 93,94 persen.
              "Berdasarkan data per 14 Desember 2020, realisasi BSU telah menyentuh Rp 27,96 triliun atau
              93,94 persen dari pagu sebesar Rp 29,85 triliun," kata Ida dalam konferensi pers KPCPEN, Rabu
              (16/12/2020).
              "Jika  dilihat  per  termin,  termin  pertama  sudah  tersalurkan  kepada  12,26  juta  orang,  kalau
              dipersentase  sudah  98,86  persen  dengan  nilai  sebesar  14,71  triliun.  Termin  kedua,  sudah
              tersalurkan kepada 11,04 juta orang, kalau dipersentase 89 persen dengan nilai sebesar 13,2
              triliun untuk setiap batch," tambahnya.

              Lebih lanjut ida menjelaskan, adapun Bantuan yang sudah direalisasikan sejak September 2020
              tersebut diberikan kepada pekerja yang memenuhi sejumlah syarat, yaitu berkewarganegaraan
              Indonesia (WNI), terdaftar sebagai peserta aktif BPJS Ketenagakerjaan (TK) sampai Juni 2020,
              pekerja penerima upah, dan gaji yang dilaporkan di bawah Rp 5 juta per bulan.

              Adapun total bantuan yang diberikan kepada setiap pekerja yang masuk kriteria adalah sebesar
              Rp 2,4 juta. Angka ini diberikan bertahap dalam dua termin, masing-masing sebesar Rp 1,2 juta.
              Termin  pertama  dilakukan  pada  Agustus-Oktober  2020  dan  termin  kedua  pada  November-
              Desember 2020.

              Tercatat  beberapa  tantangan dalam melakukan realisasi  BSU.  Pada  realiasi  termin pertama
              memang ditemukan sejumlah rekening bermasalah. Hal ini terungkap dari laporan bank-bank
              penyalur.

              "Kenapa tidak bisa 100 persen terealisasi, karena laporan bank penyalur mengatakan terdapat
              data rekening yang bermasalah dan tidak dapat ditransfer sehingga mengakibatkan retur. Atas
              adanya rekening retur tersebut, kami tidak diam. Kami kembalikan kepada BPJamsostek untuk
              diperbaiki," ujar Menaker.

              Menaker  juga  menegaskan  bahwa  pihaknya  mengedepankan  prinsip  kehati-hatian  dalam
              penyaluran BSU. Kemnaker bahkan melibatkan pihak eksternal seperti KPK, BPK, dan BPKP
              untuk ikut mendampingi jalannya proses penyaluran bantuan.

              "Ini prinsip kehati-hatian yang kami lakukan mengikuti rekomendasi KPK. Upaya ini dilakukan
              semata-mata untuk memberikan keyakinan kepada kita semua bahwa BSU ini tepat sasaran,"
              kata Ida.

              "Kami  juga  terus  dimonitor  oleh  KPK.  Kami  pastikan  tidak  ada  dana  yang  mengendap  di
              Kemnaker. Kalaupun masih ada dana retur, seluruhnya setelah itu kami kembalikan kepada kas
              negara," pungkasnya.











                                                           23
   19   20   21   22   23   24   25   26   27   28   29