Page 322 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 17 DESEMBER 2020
P. 322

tidak ada. Maka dari itu perlu dikeluarkannya Peraturan Daerah (Perda) Perlindungan Tenaga
              Kerja Buruh Perkebunan Sawit.


              TENAGA KERJA PERKEBUNAN PERLU DILINDUNGI PERDA

              Ketua Umum Serikat Buruh Perkebunan Indonesia (SER-BUNDO), Herwin Nasution, mengatakan
              sampai saat ini perlindungan hukum terhadap tenaga kerja perkebunan kelapa sawit di Indonesia
              tidak ada. Maka dari itu perlu dikeluarkannya Peraturan Daerah (Perda) Perlindungan Tenaga
              Kerja Buruh Perkebunan Sawit.

              "Sejarah  perkebunan  kelapa  sawit  di  Indonesia  itu  sudah  hampir  satu  abad  lebih.  Panjang
              sejarah  ini  sama  dengan  panjangnya  penderitaan  buruh  kelapa  sawit,  karena  tidak  ada
              perlindungan hukum terhadap buruh perkebunan sawit di Indonesia. Padahal buruh pertama
              sawit ikut menyumbangkan devisa negara," kalanya pada kegiatan Konsultasi Publik Pembuatan
              Draft Peraturan Daerah tentang Perlindungan Tenaga Kerja Perkebunan Sawit di Sumatera Utara
              (Sumut) di Grand Antares Medan. Senin(14/12).

              Dikatakannya,  selama  ini  banyak  pelanggaran-pelanggaran  yang  terjadi  terhadap  buruh
              perkebunan. Mulai dari sistem kerja, pengupahan, fasilitas, hak-hak, pelecehan terhadap buruh
              wanita dan lainnya. Sehingga, para aktivis buruh khususnya perkebunan mendesak harus dibuat
              undang-undang untuk perlindungan hukum buruh perkebunan.

              "Kami mendesak agar ada regulasi soal itu. Kalau belum mungkin secara nasional kami mendesak
              dari  Sumut  lewat  Perda  tentang  Perlindungan  Tenaga  Kerja  Perkebunan  Sawit  di  Sumut."
              ujarnya.

              Saat  ini,  lanjutnya,  sudah  dibentuk  tim  perumus  yang  melibatkan  sejumlah  akademisi  dari
              berbagai universitas di SumateraUtara untuk menyusun pembuatan draftnya. Dalam waktu dekat
              mudah-mudahan bisa disampaikan ke DPRD Sumut.

              "Kita ingin perda ini dari Sumut  karena dalam sejarah dan faktanya hingga sekarang Sumut
              memiliki luas perkebunan sawit mencapai 1,74 juta hektare dengan produksi tandan sawit 5,37
              juta ton. yang terluas kedua setelah Riau," ungkapnya.

              Pengamat Hukum Tata Negara dari Universitas HKBP Nomensen (UHN), Dr Janpatar Simamora.
              menambahkan dalam pembentukan Ranperda harus memiliki sasaran perlindungan tenaga kerja
              perkebunan kelapa sawit. Seperti, mewujudkan sistem perencanaan dan pelatihan kerja daerah,
              kebijakan produktivitas, penyediaan pendayagunaan tenaga kerja.

              "Mewujudkan  sistem  perlindungan  tenaga  kerja  optimal.  Dan  mewujudkan  penyelesaian
              perselisihan hubungan industrial berdasarkan prinsip keadilan dan bermanfaat," sebutnya.
              Sementara itu, Ketua Komisi B DPRD Sumut. Dimas Tri Adji, menyatakan siap membuka diri dan
              terlibat dalam pembahasan draf perda tersebut. Menurutnya perlu satu persepsi antara berbagai
              pihak untuk mengusulkan.

              "Semua pihak dalam pengusulan draf Ranperda harus disamakan pandangannya. Pendekatan
              personal atau persuasif juga perlu dilakukan. Tanpa itu, nanti akan menjadi hambatan sebagai
              perjuangan perlindungan kelapa sawit. Kita ingin agar dengan adanya perda ini semua pihak
              merasa di lindungi hak dan kewajibannya," jelasnya.(wita)







                                                           321
   317   318   319   320   321   322   323   324   325   326   327