Page 325 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 17 DESEMBER 2020
P. 325

BANYAK HAK TENAGA KERJA KEBUN SAWIT BELUM DIAKOMODIR

              Akademisi Universitas HKBP Nommensen (UHN), Janpatar Simamora menilai bahwa banyak hak-
              hak pekerja kebun tidak diakomodir dengan baik. Hal itu diungkapkan Japantar dalam konsultasi
              publik pembuatan draft peraturan daerah tentang perlindungan tenaga kerja perkebunan kelapa
              sawit, di Grand Antares Hotel Medan, Senin (14/12) Dalam acara diskusi yang digelar Serikat
              Buruh Perkebunan Indonesia (Serbundo), Oppuk dan Mondiaal itu, Japantar mengungkapkan
              bahwa hak-hak yang tidak diakomodir tersebut meliputi hak atas masa depan dan keberlanjutan
              hidup.  Untuk  itu  harus  ada  upaya  yang  dilakukan  untuk  melindungi  hak-hak  tenaga  kerja
              tersebut.

              "Perlindungan yang kita harapkan kepada tenaga kerja ini meliputi eksistensi tenaga kerja. Jadi
              jangan ada kesan bahwa tenaga kerja ini tidak tergarap dalam regulasi tertulis. Misalnya dalam
              pemberhentian tidak menuntut," jelasnya.

              Hal itu menurut Japantar harus diterapkan dan diberlakukan diseluruh usaha kebun termasuk
              pengelolaan  usaha  kebun  konvensional  atau  kebun  yang  dikelola  diluar  badan  usaha.
              "Bagaimana para pekerja kebun dapat memperoleh jaminan memperoleh kesejahteraan yang
              berhubungan dengan keberadaan hidup ke depan," jelasnya.

              Untuk  itu,  Japantar  berharap  pelaku  usaha  dapat  berperan.  Karena  keberlangsungan
              pengelolaan kebun tidak lepas dari tenaga kerja. Pengembangan sumber daya manusia di kebun
              juga harus dilakukan. Termasuk memberikan pelatihan dan penyediaan pendidikan.

              "Dengan demikian, perusahaan maupun pribadi sangat kita harapkan manfaatnya dirasakan juga
              berkontribusi  untuk  profesionalisme  pengelolaan  kebun  sawit.  Harapan  kita  para  pengelola
              kebun sawit melihat ini sesuatu yang menarik dari perkebunan itu sendiri," jelasnya.

              Japantar menambahkan bahwa industri kelapa sawit saat ini cenderung meningkat setiap tahun.
              Di Indonesia, terutama Sumut, industri ini termasuk paling diminati investor. Namun sampai saat
              ini belum ada peraturan daerah yang mengatur tenaga kerjanya.

              Untuk  itu,  Japantar  berharap  pembuatan  peraturan  daerah  ini  segera  dilakukan.  Karena
              meskipun  proses  pembuatan  peraturan  daerah  sangat  panjang,  tetapi  harus  dimulai  sejak
              sekarang. Peraturan daerah didasari tiga landasan yakni filosofis, sosiologis dan yuridis. "Melalui
              DPRD Sumut, draf Perda ini perlu segera diusulkan dan mudah-mudahan menjadi prioritas,"
              jelasnya.

              Reporter: Baringin Lumban Gaol Editor: Rohmat Haryadi.

























                                                           324
   320   321   322   323   324   325   326   327   328   329   330