Page 318 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 17 DESEMBER 2020
P. 318

LIMA ORANG JADI TERSANGKA PEMBAKARAN DI PABRIK NIKEL KONAWE

              Kepolisian  Daerah  (Polda)  Sulawesi  Tenggara  (  Sultra  )  menetapkan  lima  tersangka  kasus
              pembakaran fasilitas pabrik di PT Virtue Nickel Industry (VDNI), Kecamatan Morosi, Kabupaten
              Konawe .

              "Kasus di VDNI sudah ditingkatkan dari lidik ke sidik dan status kelima orang yang diamankan
              saat  ini  sebagai  tersangka,"  ungkap  Kepala  Bidang  Humas  Polda  Sultra  Kombes  Pol  Fery
              Walintukan kepada CNNIndonesia.com, Rabu (16/12).

              Fery menyebut, kelima tersangka itu diduga menghasut massa yang memicu kericuhan dan
              pembakaran fasilitas pabrik milik investasi China tersebut. "Mereka tersangka penghasutan Pasal
              160 dan 216 KUHP," tambahnya.


              Sebelumnya, Kapolres Konawe Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Yudi Kristanto menyatakan
              lima orang ini diduga menjadi provokator yang memicu kericuhan di pabrik berbendara China
              itu. Satu di antaranya diketahui sebagai koordinator aksi dalam unjuk rasa yang berlangsung
              pada Senin (14/12) lalu.

              "Menghasut massa aksi untuk melawan imbauan pejabat yang berwenang sehingga menjadi
              kerusuhan," kata Yudi kepada CNNIndonesia.com lewat pesan Whatsappnya, Selasa (15/12).

              Terpisah, Manager Operasional PT Virtue Dragon Nickel Industry (VDNI) Yin Xing Hui meminta
              kepolisian  untuk  menindak  tegas  pelaku  pengrusakan  dan  pembakaran  fasilitas  perusahaan
              dalam demo ricuh, Senin (14/12).

              Dalam  keterangan  tertulisnya,  Yin  Xing  Hui  menyatakan  akan  menempuh  jalur  hukum  atas
              pengrusakan dan pembakaran fasilitas mereka.

              "Peserta terlibat dalam perusakan properti perusahaan secara anarkis, dan perusahaan ini akan
              bekerja sama dengan polisi dan bertindak sesuai dengan hukum," katanya, Selasa (15/12).

              Yin  mengaku,  pihak  perusahaan  akan  terus  memperlakukan  semua  karyawannya  untuk
              mematuhi peraturan perundang-undangan.

              "Kami memperlakukan semua karyawan secara setara, dan berbagi hasil pengembangan dengan
              semua sektor masyarakat setempat," imbuhnya.
              Ia juga mengingatkan agar seluruh karyawan tidak dimanfaatkan pihak luar perusahaan yang
              memiliki motif tersembunyi untuk menentang undang-undang ketenagakerjaan.

              "Kami tegaskan juga bahwa sistem karyawan VDNI dan OSS saat ini tidak memiliki upah yang
              lebih rendah daripada sebelum revisi undang-undang ketenagakerjaan," tutupnya.

              Sejauh ini, situasi di Morosi Kabupaten Konawe sudah terkendali. Setidaknya sebanyak empat
              kompi dari Polda Sultra dan TNI Angkatan Darat kemarin dikerahkan dan berjaga di sekitar pabrik
              pemurnian nikel.

              Sebelum kericuhan, massa aksi dari Serikat dan Perlindungan Tenaga Kerja (SPTK) Kabupaten
              Konawe  bergabung  Dewan  Pengurus  Wilayah  Federasi  Kesatuan  Serikat  Pekerja  Nasional
              Sulawesi Tenggara menggelar demonstrasi di pintu masuk pabrik PT VDNI.

              Mereka meminta kejelasan perusahaan terkait perjanjian kerja waktu tertentu (PKWT) karyawan
              VDNI yang jangka waktu pekerjaannya lebih dari 36 bulan, agar diangkat menjadi karyawan
              tetap di PT VDNI. Mereka juga menuntut kenaikan upah bagi buruh yang sudah lebih dari satu
              tahun  bekerja  sesuai  dengan  Peraturan  Pemerintah  (PP)  Nomor  78  Tahun  2015  Pasal  42.
              (pnd/kid)
                                                           317
   313   314   315   316   317   318   319   320   321   322   323