Page 223 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 21 JANUARI 2020
P. 223

Title           SOAL OMNIBUS LAW, KSPI KHAWATIR TERJADI RASIONALISASI TENAGA KERJA

               Media Name      antaranews.com
                               https://www.antaranews.com/berita/1256972/soal-omnibus-law-kspi-khawatir-
               Page/URL
                               terjadi-rasionalisasi-tenaga-kerja
               Journalist      Ruslan Burhani

               Article Type    News

               Pub. Date       2020-01-20
               Newstrend       OMNIBUS LAW

               Size/Color      1 / Color
               Category &      Corporate / Kementerian Ketenagakerjaan / Positive
               Sentiment

               Summary
               Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) mewakili elemen buruh dan pekerja di seluruh Indonesia
               khawatir adanya rasionalisasi tenaga kerja dengan sistem fleksibel dalam Rancangan Undang-Undang
               Omnibus Law.
                "Mereka menyebut fleksibel, fleksibilitas hubungan kerja. Konsekuensi dari kata fleksibel, artinya
               tidak jelas. Bagaimana tentang hak-hak pekerjanya? Itu satu (kekhawatiran)," kata Sekretaris Jenderal
               Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) Riden Hatam Aziz kepadasaat demo buruh di depan
               Kompleks Parlemen RI Senayan Jakarta, Senin.
               Quote

               Tentu  kami mendengarkan  masukan  dari  unsur Tripartit  Nasional yang  terdiri  dari  unsur  pekerja,
               pengusaha dan pemerintah

               -- Ida Fauziyah, Menteri Ketenagakerjaan

               SOAL OMNIBUS LAW, KSPI KHAWATIR TERJADI RASIONALISASI TENAGA KERJA
               Jakarta - Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) mewakili elemen buruh dan pekerja di seluruh
               Indonesia  khawatir  adanya  rasionalisasi  tenaga  kerja  dengan  sistem  fleksibel  dalam  Rancangan
               Undang-Undang Omnibus Law.

                "Mereka menyebut fleksibel, fleksibilitas hubungan kerja. Konsekuensi dari kata fleksibel, artinya
               tidak jelas. Bagaimana tentang hak-hak pekerjanya? Itu satu (kekhawatiran)," kata Sekretaris Jenderal
               Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) Riden Hatam Aziz kepadasaat demo buruh di depan
               Kompleks Parlemen RI Senayan Jakarta, Senin.
                Ia menambahkan dengan hubungan kerja yang fleksibel, maka sistem pengupahan akan dihitung per
               jam. "Lalu, bagaimana sistem perhitungannya?" kata Riden.

                Ia kemudian teringat kepada aturan tenaga kerja alih daya (outsourcing) yang ditolak oleh Serikat
               Pekerja karena dinilai merugikan para pekerja di Indonesia.

                "Apa artinya kita bekerja kalau kita miskin? Apa artinya kita bekerja kalau tidak ada masa depan? Buat
               apa kita mempekerjakan anak hingga 12 tahun bahkan 20 tahun, hak-haknya tidak diperhatikan ketika
               masuk masa bekerja," kata Riden.

                Riden  menjelaskan  kalau  pekerja  berstatus  seperti  itu,  yang  dulu  pernah  ditentang  oleh  Serikat
               Pekerja, maka pekerja akan kehilangan hak-haknya memperoleh kesejahteraan pekerja umumnya, di
   218   219   220   221   222   223   224   225   226   227   228