Page 224 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 21 JANUARI 2020
P. 224

antaranya sebagai berikut:  1. Upah tidak jelas  2. Waktu bekerja tidak jelas  3. Tidak mendapatkan
               tunjangan hari raya dan tunjangan kesejahteraan lainnya  "Tapi pemerintah tetap memaksakan. Apa
               faktanya sekarang, anda cek. Silakan tanya kepada mereka yang bekerja dengan status outsourcing,"
               kata Riden.

                Di antaranya ada yang berdemo di Provinsi Aceh, Sumatera Utara, Lampung, Bengkulu, Gorontalo,
               Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, mereka semua kata Riden turun dengan membawa isu yang sama.
                "Kami menuntut agar kami dilibatkan, kalau bicara Konfederasi ada 8 (organisasi serikat pekerja), tapi
               secara  federasi  serikat  pekerja  saya  rasa  banyak  sekali,  hampir  puluhan.  Kami  tadi  diterima  oleh
               Pimpinan DPR RI, ada Bapak Sufmi Dasco (Wakil Ketua DPR RI). Mereka mengatakan delapan ini akan
               dilibatkan semua," kata Riden.

                Kata fleksibel yang dimaksud Sekjen FSPMI Riden Hatam Aziz pernah dicetuskan mantan Menteri
               Ketenagakerjaan di era Kabinet Kerja Hanif Dhakiri.
                Politikus  Partai  Kebangkitan  Bangsa  (PKB)  itu  selalu  mengatakan  salah  satu  permasalahan
               ketenagakerjaan  di  Indonesia  adalah  ekosistemnya  yang  terlalu  kaku,  maka  ia  berharap  menteri
               selanjutnya dapat mewujudkan ekosistem kerja Indonesia menjadi lebih fleksibel.

                "Ekosistem kerja di Indonesia terlalu kaku, misalnya tentang jam kerja yaitu delapan jam sehari dan
               40 jam seminggu," kata Hanif saat Rapat Koordinasi Ketenagakerjaan di Jakarta, Selasa (8/1/2019).

                Untuk itu menurut dia, Undang-Undang (UU) Nomor 13 Tahun 2003 perlu dikaji kembali agar dapat
               menciptakan ekosistem kerja yang lebih fleksibel sehingga dapat meningkatkan partisipasi angkatan
               kerja perempuan.

                Namun ia memastikan pekerja dengan sistem Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) atau pekerja
               kontrak tetap mendapatkan hak dan pelindungan yang sama dengan pekerja tetap atau Perjanjian
               Kerja Waktu Tidak Tertentu (PKWTT).

                Terkait isu yang beredar soal Serikat Pekerja/ Serikat Buruh tidak dilibatkan dalam dialog perumusan
               Omnibus Law itu dan hanya dari pengusaha saja yang dilibatkan, Menaker Ida menegaskan hal itu
               mutlak tidak benar.

                "Tentu kami mendengarkan masukan dari unsur Tripartit Nasional yang terdiri dari unsur pekerja,
               pengusaha dan pemerintah," kata Menaker Ida.
                    Pewarta: Abdu Faisal  Editor: Ruslan Burhani  COPYRIGHT (c)2020  .
   219   220   221   222   223   224   225   226   227   228   229