Page 388 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 14 AGUSTUS 2020
P. 388

"Bantuan ini harus dimanfaatkan untuk meringankan beban pelaku usaha di daerah," kata Kepala
              Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) NTB Syarwan, kemarin (11/8).

              Sayangnya, pemanfaatan program subsidi bunga UMKM itu masih minim. Secara nasional baru
              Rp 654,06 miliar kepada 4,37 juta debitur. 'Di NTB baru terpakai Rp 11,88 miliar kepada 71.267
              debitur," katanya.

              Dengan  demikian  masih  tersedia  dana  subsidi  bunga  sekitar  Rp  34  triliun  lebih  yang  belum
              termanfaatkan. Masih terbuka lebar bagi UMKM di daerah untuk memanfaatkannya.

              Pihaknya  telah  meminta  Dinas  Koperasi  dan  U  KM  NTB  memanfaatkan  program  tersebut.
              Bantuan itu bisa meringankan beban pinjaman para UMKM yang terdampak Covid-19. "Kami
              sudah koordinasi, sekarang mereka sudah gerak," katanya.

              Syarwan menjelaskan, akibat pandemi Covid-19 banyak

              UMKM  terdampak.  Banyak  diantara  mereka  yang  kesulitan  membayar  iuran  bulan,  bahkan
              sampai nunggak.

              Data secara nasional menunjukkan, total outstanding kredit penerima subsidi bunga Rp 1.601,75
              triliun.  Jumlah  jumlah  iuran  pokok  yang  tertunda  Rp  285,09  triliun.  "Untuk  itu  pemerintah
              meringankan, membantu meringankan beban pinjaman," katanya.

              Bantuan  itu  berupa  subsidi  bunga  pijaman  bagi  UMKM  dalam  program  pemulihan  ekonomi
              nasional (PEN). Dengan bantuan itu, bunga pinjaman selama enam bulan tidak perlu dibayar
              UMKM. "Sebab bunga pinjaman itu dibayar oleh pemerintah," jelasnya.

              Penyaluran subsidi bunga dilakukan perbankan 102 bank umum, 1570 BPR, 176BPRS, serta 110
              perusahaan pembiayaan. Mereka menyalurkan Rp 32,162 triliun bagi 36,689 juta debitur.

              Kemudian BUMN penyalur kredit UMKM Rp 2,592 triliun bagi 16,68 juta debitur, dan BLU dan
              koperasi menyalurkan Rp 526 miliar bagi 7,289juta debitur. "Program ini berlaku sejak 1 Mei
              hingga 31 Desember, setelah itu tidak ada lagi," katanya.

              Kuota penerima bantuan per daerah tidak ditentukan. Siapa yang mengajukan dan memenuhi
              syarat akan diberikan. "Tidak ada kuota tapi cepat cepatan," katanya.

              Lebih  lanjut  Syarwan  menjelaskan,  ada  tujuh  kriteria  penerima  subsidi.  Antara  lain,  UMKM
              dengan kredit sampai dengan Rp 10 miliar memiliki baki debet kredit/pembiayaan sampai 29
              Februari 2020. "Tidak termasuk dalam daftar hitam nasional untuk plafon kredit di atas Rp 50
              juta," katanya.

              Memiliki kategori perform-ing loan lancar dihitung per 29 Februari. Memiliki nomor pokok wajib
              pajak atau mendaftar untuk mendapatkan nomor pokok wajib pajak.

              Harus memperoleh restrukturisasi dari penyalur kredit untuk debitur memilila akad kredit di atas
              Rp500juta sampai Rp 10 miliar. " Debitur yangmemiliia plafon kredit kumulatif melebihi Rp 10
              miliar, tidak dapat memperoleh subsidi bunga ini," katanya

              Debitur koperasi selain kriteria sebagaimana di atas, debitur harus memenuhi kriteria yang diatur
              Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah.

                                                           387
   383   384   385   386   387   388   389   390   391   392   393