Page 387 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 14 AGUSTUS 2020
P. 387

Gubernur Jabar Ridwan Ka-mil menjelaskan, kebutuhan subsidi di wilayahnya memang tergolong
              besar. "Sebelum Co-vid, subsidi itu hanya 25 persen kepada populasi Sekarang 72% rakyat Jawa
              Barat  itu  tangannya  di  bawah,"  ujarnya.  Dari  14  juta  KKdi  Jabar,  10,7  juta  di  antaranya
              memerlukan  bansos.  untuknya,  ada  fasilitas  pinjaman  daerah  sehingga  ada  cadangan  untuk
              menggerakkan ekonomi setidaknya sampai Desember.

              Provinsi Jawa Barat sendiri pertumbuhan ekonominya  -5,9 persen di kuartal kedua. Menurut
              Emil, itu karena 40 persen Produk Domestik Regional Bruto Jabar ditopang industri manufaktur.
              Sehingga ada ketergantungan dengan pasar global. Meskipun demikian, pertanian Jabar tumbuh
              9  persen,  begitu  juga  beberapa  sektor  lain  seperti  logistik,  infokom,  dan  pajak  kendaraan
              bermotor.


              Sementara  itu  Wakil  Presiden  Ma'ruf  Amin  menyampaikan  dampak  pandemi  Covid-19  telah
              menyasar sendi-sendi kehidupan. "Terutama di sektor kesehatan dan ekonomi," katanya saat
              memberikan pengarahan pada Rapat Koordinasi Penyederhanaan Birokrasi yang digelar secara
              virtual kemarin (11/8).

              Untuk itu Ma'ruf menyampaikan pemerintah mengalokasikan anggaran yang cukup besar untuk
              memulihkan  sektor  kesehatan  dan  ekonomi  itu.  Jumlahnya  mencapai  Rp  695  triliun.  Dia
              mengakui dalam praktiknya penyaluran atau penggunaan anggaran pemulihan tersebut masih
              mengalami hambatan.

              "Salah satu sumbatan itu adalah birokrasi yang lambat,"

              tegasnya. Khususnya birokrasi yang lambat dalam merespon keadaan dan menyikapi kondisi
              genting atau urgeney yang terjadi saat ini. Ma'ruf menuturkan beberapa masalah birokrasi itu
              seperti lambatnya proses perencanaan dan penganggaran.

              Kemudian data yang tidak akurat Serta jam kerja di tengah pandemi yang tidak tidak selaras
              antara kementerian, lembaga, atau pemerintah daerah terkait.

              Selain itu Ma'ruf mengungkapkan adanya kelambatan dalam pengadaan barang dan jasa. Lalu
              terjadi tumpeng tindih atau overlapping program antara kementerian, lembaga, serta pemerintah
              daerah.

              Ma'ruf mengingatkan pandemi Covid-19 harus menjadi momentum untuk memaksa birokrasi
              melakukan akselerasi. Birokrasi harus mengubah cara kerja dan melakukan penyesuaian dengan
              keterbatasan yang terjadi. Ma'ruf selaku Ketua Komite Reformasi Birokrasi Nasional jugameminta
              ada peningkatan kualitas SDM aparatur.

              "Lakukan  kolaborasi  kerja,"  tuturnya.  Kolaborasi  kerja  itu  mulai  dari  perencanaan,
              penganggaran, pelaksanana, pengawasan, sampai pengendalian program. Kemudian birokrasi
              juga  harus  melakukan sejumlah  inovasi  dalam melaksanakan  pelayanan  kepada  masyarakat.
              Sehingga pelayanan dapat cepat, mudah, murah, sekaligus akuntabel. Serta tetap mengikuti
              protokol kesehatan pencegahan penularan Covid-19.

              Bantuan untuk UMKM

              Sementara itu, dana bantuan subsidi bunga bagi UMKM melimpah. Pusat mengalokasikan dana
              subsidi hingga Rp 35,28 triliun bagi 60,66 juta tebitur UMKM se-Indonesia.

                                                           386
   382   383   384   385   386   387   388   389   390   391   392