Page 248 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 16 JULI 2021
P. 248

Sekber PT Garuda Indonesia menilai, selain dampak dari pandemi Covid-19, adanya beban masa
              lalu terkait pengadaan pesawat dan mesin yang dilakukan oleh direksi di masa lalu.
              Dan juga adanya dampak dari tidak terkelola maksimal beberapa potensi lini bisnis di antaranya,
              captive market corporate account atau semua perjalanan dinas instansi pengguna APBN dan Non
              APBN, lini bisnis kargo, dan lini bisnis charter.

              Serikat karyawan ini mengungkapkan internal Garuda Indonesia telah melakukan Pemutusan
              Hubungan Kerja (PHK).

              Dari total karyawan pada 2019 sejumlah 7.900 telah berkurang 2.000 karyawan pada 2020 dan
              saat ini di tahun 2021 sedang dalam proses PHK yang direncanakan berkurang lebih dari 1.000
              karyawan.

              Selain terjadi PHK, karyawan yang masih aktif bekerja dilakukan pemotongan dan penundaan
              pembayaran  gajinya, di mana  semua  ini  adalah  bentuk  dari  pengorbanan  sebagai  karyawan
              Garuda Indonesia.

              "Mengingat  status  PT  Garuda  Indonesia  (Persero)  Tbk,  adalah  flag  carrier  yang  kepemilikan
              sahamnya 60,54 persen milik negara, maka kami memohon dukungan dari Bapak Presiden Joko
              Widodo kiranya dapat membantu menyelamatkan kelangsungan flag carrier Garuda Indonesia,"
              katanya.

              Sekber ini terdiri atas Serikat Karyawan Garuda (Sekarga), Asosiasi Pilot Garuda (APG) dan Ikatan
              Awak Kabin Garuda Indonesia (IKAGI).

              Gabungan  ketiga  instansi  serikat  pekerja  itu  menyebut  ada  lima  dukungan  Jokowi  yang
              diharapkan yakni pertama mendukung opsi 1 Kementerian BUMN menyelamatkan kelangsungan
              perusahaan berkode GIAA tersebut.
              Opsi penyelamatan ini dapat menghindarkan perseroan dari potensi dipailitkan oleh kreditur.
              Adapun opsi ini telah mendapat dukungan penuh dari Komisi VI DPR-RI pada saat RDP dengan
              Direksi Garuda pada Kamis, 2 Juni 2021.

              Kedua, memohon Bapak Presiden mendukung penolakan atas opsi 2 Kementerian BUMN yang
              dipilih oleh Jajaran Direksi Garuda. Adapun alasan penolakan opsi 2 karena prosesnya melalui
              PKPU dan berpotensi dapat dipailitkan oleh kreditur.

              Ketiga, Presiden dapat membantu mencairkan sisa Dana PEN sebesar Rp 7,5 triliun menjadi
              penyertaan modal langsung dan bukan melalui skema Mandatory Convertible Bond (MCB) atau
              bantuan dana operasional, mengingat kondisinya saat ini berada diambang kebangkrutan dan
              terancam berhenti operasi.

              Keempat,  meminta  percepatan  pembentukan  holding  ekosistem  pariwisata  sebagaimana
              program dari Menteri BUMN guna mempercepat pemulihan ekonomi nasional khususnya bidang
              pariwisata.

              Terakhir, membentuk tim melakukan audit terhadap semua transaksi pengadaan Pesawat dan
              Engine Pesawat di masa lalu dan siapapun yang terbukti harus diproses hukum.

              Surat tertanggal 12 Juli 2021 tersebut, ditandatangani oleh Ketua Umum Sekarga Dwi Yulianta,
              President APG Capt Muzaeni, dan Ketua Umum Ikatan Awak Kabin Garuda Indonesia (IKAGI)
              Achmad Haeruman.




                                                           247
   243   244   245   246   247   248   249   250   251   252   253