Page 205 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 21 DESEMBER 2021
P. 205

Menurutnya pengakuan suami dari pekerja migran yang tertahan, isterinya hampir 14 tahun
              bekerja  di  Erbil,  Irak,  tidak  bisa  pulang,  karena  majikannya  selalu  menahan  atau  tidak
              mengizinkan.

              "Majikannya dari keterangan sang suami tidak mengizinkan Sutinih pulang ke rumah dan juga
              mempersulit  komunikasi  dengan  keluarga,"  tuturnya.  Juwarih  mengatakan  masih  dari
              keterangan suaminya, Sutinih berangkat ke luar negeri pada November 2008.

              Sutinih diberangkatkan oleh penyalur pekerja migran ke negara Uni Emirat Arab (UEA) melalui
              PT Muhasatama Perdana yang beralamat di Tambun, Bekasi, Jawa Barat.

              Setibanya  di  Uni  Emirat  Arab,  Sutinih  kemudian  bekerja  pada  majikan  bernama  Maha  Adil
              Hussein yang merupakan warga Negara Irak dan sedang bekerja di daerah Sharja.

              "Setelah majikannya pulang ke negara asalnya, Sutinih juga ikut dibawa dengan alasan susah
              mencari tenaga kerja lain," tuturnya.

              Namun, lanjut Juwarih, selama berada di Irak, keluarga mengalami kesulitan berkomunikasi dan
              bahkan  dari  penuturan  suami  Sutinih,  sudah  empat  tahun  tidak  mendapatkan  gaji.  Ia
              menjelaskan usaha yang sudah dilakukan oleh keluarga saat ini baru menyampaikan aduan ke
              pihak sponsor, namun jawaban dari sponsor sangat simpel, yaitu PT yang memberangkatkan
              Sutinih sudah tutup.

              Juwarih menyampaikan pihaknya akan mempelajari terlebih dahulu aduan dari keluarga PMI,
              mengingat dokumen yang ada sangat terbatas, hanya bukti kirim uang.

              "Kami mencoba untuk mencari kelengkapan dokumen terlebih dahulu, setelah itu baru membuat
              surat  aduan  untuk  di  kirim  ke  beberapa  kementerian  terkait  dan  ke  KBRI  Baghdad,  Irak,"
              katanya.








































                                                           204
   200   201   202   203   204   205   206   207   208   209   210