Page 202 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 21 DESEMBER 2021
P. 202

TUNTUT KEPALA DAERAH LAIN NAIKKAN UMP SEPERTI ANIES, KSPI ANCAM GELAR
              AKSI BURUH YANG LEBIH BESAR
              Ketua Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal mengatakan, buruh akan kembali
              menggelar aksi massa dengan eskalasi yang besar apabila seluruh gubernur di Indonesia tidak
              merevisi upah minimum seperti di DKI Jakarta.

              Menurut dia, seharusnya para kepala daerah dapat melakukan hal yang sama seperti Gubernur
              DKI dan Yogyakarta untuk menaikkan upah minimumnya.

              "Aksi  akan  dimulai  tanggal  22-23  Desember  ini,  karena  akan  ada  libur  panjang,  aksi  akan
              dilanjutkan pada 5 Januari dan seterusnya sampai para Gubernur merevisi surat keputusan (SK)
              Gubernur tentang UMK," ujar Iqbal dalam konferensi pers virtual, Senin (20/12/2021).

              Iqbal mengatakan, aksi mogok itu akan dilakukan ratusan ribu hingga jutaan buruh selain yang
              ada di Jakarta dan Yogyakarta.

              Menurut Iqbal, gubernur daerah lainnya seperti Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur,
              Sumatera  Utara,  hingga  Kepulauan  Riau  harus mengikuti  langkah gubernur  DKI  Jakarta  dan
              Yogyakarta terkait revisi upah minimum tersebut.

              Bahkan dia juga meminta Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil untuk berani menaikkan upah
              minimum karena Jawa Barat merupakan daerah dengan industri terbesar di Asia Tenggara.

              Lebih lanjut Iqbal menyesalkan dan mengecam rencana Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo)
              yang akan menggugat Pemprov DKI Jakarta terkait kenaikan upah UMP DKI sebesar 5,1 persen.

              Menurut Iqbal, sikap Apindo tersebut akan membuat aksi buruh turun ke jalan lebih luas di
              wilayah lainnya di Indonesia.

              "Sikap KSPI dan buruh Indonesia menyesalkan dan mengecam terkait rencana Pengadilan Tata
              Usaha Negara (PTUN) Apindo terhadap surat keputusan (SK) Gubernur tentang upah minimum
              tahun 2022 karena akan berpotensi menimbulkan eskalasi aksi buruh yang meluas tidak hanya
              di DKI tapi di seluruh Indonesia," ujar dia.

              Iqbal juga mempertanyakan siapa yang diwakili Apindo atas sikap tersebut.

              Dia juga mempertanyakan apakah Apindo mengetahui tentang pertumbuhan ekonomi Indonesia
              tahun 2022 yang diproyeksikan sebesar 4-5 persen sehingga upah minimum akan menjadi dasar.

              "Jadi kalau Apindo ingin PTUN-kan (SK Gubernur) coba periksa dulu perusahaan mana saja yang
              mau PTUN-kan? Jangan menyiram bensin ke dalam api, nanti eskalasi perlawanan buruh makin
              keras terus," kata dia.

              Sebelumnya  diberitakan,  Wakil  Ketua  Dewan  Pimpinan  Provinsi  (DPP)  Apindo  DKI  Jakarta
              Nurjaman menyatakan keberatan dengan keputusan UMP tersebut dan berencana menggugat
              ke PTUN.

              "Kami sangat menyayangkan sekali atas kebijakan tersebut," ujar Nurjaman.

              Pihaknya menolak keras keputusan kenaikan UMP DKI Jakarta sebesar 5,1 persen karena selain
              memberatkan pelaku usaha, tetapi juga menyalahi aturan.

              Menurut dia, keputusan Anies tersebut bertentangan dengan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor
              36  Tahun  2021,  yang  menyebut  bahwa  seluruh  pemerintah  provinsi  di  Indonesia  harus
              menetapkan UMP sebelum 21 November 2021.

                                                           201
   197   198   199   200   201   202   203   204   205   206   207