Page 249 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 21 DESEMBER 2021
P. 249

APINDO NILAI ANIES LANGGAR PP PENGUPAHAN, MINTA KEPGUB REVISI UMP
              DICABUT
              Pemprov telah merevisi kenaikan UMP 2022 menjadi 5,1 persen. Nilai tersebut tidak bisa diterima
              oleh  Asosiasi  Pengusaha  Indonesia  (  )  sebab  mereka  merasa  penetapan  besaran  kenaikan
              melanggar Peraturan Pemerintah tentang pengupahan.

              "Dalam hal ini Gubernur DKI Jakarta, telah melanggar regulasi pengupahan yang berlaku saat
              ini, terutama Peraturan Pemerintah (PP) No. 36 Tahun 2021 tentang Pengupahan yaitu Pasal 26
              mengenai cara perhitungan upah minimum dan Pasal 27 mengenai Upah minimum provinsi,"
              kata Ketua Umum Apindo Hariyadi B. Sukamdani dikutip dari keterangan tertulis yang diterima
              wartawan, Senin (20/12).

              Apindo menilai revisi yang dilakukan oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bukan karena
              ada kesalahan dalam perhitungan. Tapi karena ada tekanan dari buruh.

              "Namanya revisi kalau barang salah, ini enggak ada yang salah dengan prosesnya, berubah itu
              karena tekanan (dari buruh), bahaya negara dikendalikan dengan tekanan-tekanan, kita tidak
              seperti  itu,  kita  harus  lihat  secara  lebih  holistik  secara  tatanan  aturan  yang  ada,"  sambung
              Hariyadi.

              Maka itu, Apindo sepakat untuk melaporkan Anies ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) jika
              Anies  tetap  menetapkan  kenaikan  sebesar  5,1  persen.  Sebab  Anies  dinilai  sudah  menyalahi
              aturan revisi Kepgub yang sebelumnya sudah ia teken.

              "Kita akan tunggu Kepgub-nya akan seperti apa (revisi UMP), begitu Kepgub keluar kita akan
              langsung  tuntut,  ini  melanggar,  dia  Gubernur,  harusnya  paham  sekali  masalah  ini,"  lanjut
              Hariyadi.

              Apindo  juga  meminta  Menteri  Dalam  Negeri  (Mendagri)  untuk  memberikan  teguran  atau
              pembinaan kepada Anies.

              "Kami meminta kepada Menteri Dalam Negeri untuk memberikan pembinaan atau sanksi kepada
              Kepala Daerah, Gubernur DKI Jakarta yang tidak memahami peraturan perundangan sehingga
              mengakibatkan melemahnya sistem pemerintahan, sebagaimana amanat UU 23 tahun 2014,
              Pasal  373  yang  intinya  Pemerintah  Pusat  melakukan  pembinaan  dan  pengawasan  terhadap
              penyelenggaraan Pemerintahan Daerah," pungkas Hariyadi.

              Sebelumnya, Anies merevisi Kepgub Nomor 1395 Tahun 2021 tentang UMP DKI Jakarta tahun
              2022 yang sebelumnya ditetapkan naik sebesar 0,8 persen.

              Anies sudah menyurati Kementerian Tenaga Kerja (Kemnaker) karena menilai besaran kenaikan
              UMP tahun 2022 sangat kecil jika dibandingkan dengan kenaikan di tahun-tahun sebelumnya.
              Namun surat tersebut tidak dibalas oleh Kemnaker.

              Anies akhirnya melakukan penghitungan ulang dengan menggunakan formulasi yang dinilai lebih
              sesuai. Hasil perhitungan itu menetapkan kenaikan UMP menjadi 5,1 persen. Keputusan tersebut
              disampaikan pada Sabtu, (18/12).

              Perlu diketahui batas akhir melakukan revisi terhadap Kepgub tentang pengupahan selambat-
              lambatnya  adalah  29  November  2021,  sedangkan  Anies  melakukan  revisi  UMP  pada  Sabtu
              (18/12) kemarin.




                                                           248
   244   245   246   247   248   249   250   251   252   253   254